JUDUL: Sasar transisi ramah lingkungan, Kenya beralih ke bus listrik buatan China
DURASI: 00:02:37
LOKASI: Nairobi
KATEGORI: HIBURAN
SHOTLIST:
1. STANDUP (Bahasa Inggris): RUTH WANGARA, Koresponden Xinhua
2. Berbagai cuplikan sejumlah bus listrik
3. SOUNDBITE 1 (Bahasa Inggris): MUTORO SIFUNA, Manajer Pemasaran, BasiGo
4. SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): BETTY KILONZO, Penumpang
5. Berbagai cuplikan sejumlah bus listrik
6. SOUNDBITE 3 (Bahasa Inggris): CHRISTOPHER MUIA, Ketua Matatu Owners Association
STORYLINE:
STANDUP (Bahasa Inggris): RUTH WANGARA, Koresponden Xinhua
"Ini suasana hari yang umum terlihat di jalan-jalan di Nairobi, ibu kota Kenya. Saat ini saya sedang berada di bundaran di salah satu jalan raya utama yang dilewati oleh ribuan mobil setiap harinya, yang menciptakan emisi karbon yang begitu besar, sehingga menjadikan peluncuran bus listrik dan mobil dengan emisi knalpot nol sebagai batu loncatan utama untuk mewujudkan udara yang lebih bersih, dekarbonisasi, dan memerangi perubahan iklim."
Guna mengurangi emisi karbon, Kenya melakukan transisi besar-besaran dari transportasi berbasis bahan bakar fosil ke transportasi ramah lingkungan.
Tahun lalu, Kenya mengimpor empat bus listrik dari China yang digunakan sebagai kendaraan umum.
BasiGo, perusahaan rintisan (startup) Kenya, ingin mentransformasi industri transportasi di negara tersebut dengan menggunakan bus-bus listrik buatan China sebagai kendaraan layanan publik.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Inggris): MUTORO SIFUNA, Manajer Pemasaran, BasiGo
"Kami mendapatkan bus-bus kami dari China. Mitra manufaktur kami adalah BYD. BYD adalah salah satu produsen bus listrik terbesar di dunia.
"Jika Anda melihat konsumsi bulanan untuk bus berbahan bakar solar, Anda menghabiskan lebih dari 200.000 shilling Kenya (1 shilling Kenya = Rp119). Sedangkan untuk bus listrik dengan jangkauan atau jarak tempuh yang sama, kami menghabiskan tak sampai 60.000 shilling Kenya. Dalam segi lingkungan, jika kita berbicara tentang emisi karbon untuk bus diesel, outputnya melampaui 60 ton per tahun, sementara untuk bus listrik hanya tiga ton. Dalam hal penumpang dan pengalaman berkendara, bus ini cukup nyaman dan bersih."
SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): BETTY KILONZO, Penumpang
"Saya sangat terkejut. Sungguh, bus ini mewah. Sebenarnya saya mengira tarifnya akan naik, tetapi ternyata tarifnya tetap sama, juga ini sangat mewah. Bus ini nyaman, dingin, dan tidak bising."
Menurut BasiGo, penggunaan kendaraan listrik dapat menurunkan biaya operasional sekitar 20 hingga 30 persen.
Ketua Matatu Owners Association di Nairobi mengatakan bahwa lebih dari separuh warga Kenya menggunakan transportasi umum setiap harinya, yang menjadikannya titik awal yang baik untuk melakukan transisi ramah lingkungan.
SOUNDBITE 3 (Bahasa Inggris): CHRISTOPHER MUIA, Ketua Matatu Owners Association
"Secara aktual, kami mengangkut 2 juta orang setiap harinya dari Senin hingga Jumat. Peluncuran bus listrik ini bagus untuk kami karena kami memahami tentang perubahan iklim dan kami juga berpikir bahwa lingkungan kami di sini telah banyak tercemar dengan bahan bakar yang kami gunakan."
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Nairobi.
(XHTV)
