GLOBALink: ICRC akan tingkatkan kerja sama dengan China dalam bantuan kemanusiaan

2023-01-29 14:03:58   来源:新华社

   JENEWA, 28 Januari (Xinhua) -- Dengan dunia saat ini menghadapi berbagai krisis termasuk perubahan iklim, konflik bersenjata, dan COVID-19, seorang pejabat senior Komite Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC) menyerukan kepada komunitas internasional untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan.

   Robert Mardini, Direktur Jenderal ICRC, juga memuji peran China dalam mempromosikan hukum humaniter internasional dan perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata.

   "Sayangnya, dunia sedang tidak dalam posisi yang baik," kata Mardini kepada Xinhua dalam sebuah wawancara eksklusif di kantor pusat organisasi tersebut di Jenewa.

   Ukraina menjadi operasi terbesar ICRC tahun ini, kata Mardini. Namun, dia juga menekankan bahwa saat ini ada lebih dari 100 konflik bersenjata lainnya di seluruh dunia.

   "Semua konflik itu sayangnya berada di bawah radar komunitas internasional," ungkapnya.

   "Kebanyakan terjadi di tempat-tempat di mana orang-orang dan komunitas sangat terdampak oleh efek gabungan dari konflik bersenjata, guncangan iklim sebagai akibat dari perubahan iklim, konsekuensi sosial-ekonomi dari COVID-19, dan sekarang efek global dari konflik Ukraina-Rusia."

   KETERLIBATAN CHINA DALAM KEMANUSIAAN

   Mardini menyebut China sebagai "pemain kunci di panggung internasional" yang telah "memainkan peran sangat positif dalam mengadvokasi akses kemanusiaan" di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.

   "China juga terus mengadvokasi ... perlindungan warga sipil di tengah konflik bersenjata Ukraina-Rusia," ujarnya.

   ICRC telah lama menjalin dialog dengan China dan "di banyak negara Afrika tempat ICRC hadir, China memiliki peran yang sangat signifikan," tuturnya, seraya menambahkan bahwa ICRC dan China terlibat dalam dialog tentang hukum humaniter internasional, akses kemanusiaan, dan prioritas pembangunan.

   Sekitar 60 negara di mana ICRC menjalankan operasi besar terletak di sepanjang Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra China, ujar Mardini. "Sebagian besar negara-negara tersebut terdampak konflik bersenjata, perubahan iklim, dan gangguan sosial-ekonomi."

   ICRC menandatangani Memorandum Kerja Sama dengan Palang Merah China di Jenewa pada Jumat (27/1).

   "Akan sangat penting untuk melanjutkan diskusi tentang signifikansi hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa," papar Mardini.

   KEBUTUHAN PENDANAAN

   Meski jumlah konflik kekerasan dan bersenjata meningkat di seluruh dunia, lingkungan penggalangan dana untuk organisasi nirlaba menjadi lebih sulit, dan anggaran menyusut.

   Mardini mengatakan bahwa permintaan pendanaan ICRC untuk tahun 2023, sebesar 2,8 miliar franc Swiss (1 franc Swiss = Rp16.232), menjadi yang tertinggi dalam sejarah. Ini merupakan tantangan besar bagi penggalangan dana maupun dalam hal penyaluran bantuan kemanusiaan, kata Mardini.

   Dia mengungkapkan bahwa tantangannya ada di tempat-tempat seperti Afghanistan, Yaman, Tanduk Afrika, Sahel, wilayah Danau Chad, dan Suriah, yang merupakan "titik-titik krusial utama" untuk pekerjaan dan misi ICRC.

   Dibentuk pada 1863, ICRC membantu orang-orang yang terdampak konflik dan kekerasan bersenjata, serta mempromosikan hukum yang melindungi korban perang.

   ICRC sebagian besar mendapat pendanaan dari sumbangan pemerintah dan juga dari Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional (National Red Cross and Red Crescent Societies).

 

   Diproduksi oleh Xinhua Global Service 

【记者:Jiang Xuelan,Chen Binjie 】
原文链接:http://home.xinhua-news.com/rss/newsdetaillink/b5af750806d89feae667bfc701b25963/1674972240584

财经新闻 ECONOMIC NEWS

24小时排行 LEADERBOARD