NEW YORK CITY, 21 Januari (Xinhua) -- Amerika Serikat (AS) dan China harus saling memahami "secara lebih mendalam" dan menjalin hubungan yang lebih sejalan dengan perdamaian dan kemajuan di dunia, demikian diungkapkan mantan menteri luar negeri (menlu) AS Henry Kissinger.
Fakta bahwa para pemimpin dari kedua negara itu bertemu di Bali baru-baru ini dan menyatakan niat untuk mengubah tren yang mengkhawatirkan dalam hubungan bilateral adalah sebuah pertanda baik, kata Kissinger dalam pidato via videonya pada acara perayaan Tahun Baru Kamar Dagang Umum China -- AS (China General Chamber of Commerce -- USA/CGCC-USA) yang digelar di New York pada Rabu (18/1) malam waktu setempat.
Diplomat kawakan tersebut mengatakan dirinya menyambut baik "keputusan yang telah dibuat untuk mendorong dialog di begitu banyak bidang," seraya menambahkan bahwa "China telah mengambil sejumlah langkah praktis ke arah itu."
"Kedua negara harus saling memahami secara lebih mendalam," ujar diplomat veteran sekaligus pakar strategi berusia 99 tahun tersebut, yang pernah menjabat di bawah kepemimpinan dua presiden AS, yakni Richard Nixon dan Gerald Ford.
"Saat bekerja sama, kita bisa mencapai hal-hal hebat, tidak hanya untuk negara kita, namun juga untuk kemanusiaan," papar Kissinger.
Dia menyebutkan bahwa "China dan AS memiliki persepsi yang berbeda tentang budaya dan cara berperilaku," dan ini "perlu dipahami oleh kedua belah pihak."
Kissinger juga menggarisbawahi pentingnya menggunakan "visi intelektual, politik, dan sejarah" untuk mewujudkan hubungan yang diinginkan, seraya menambahkan bahwa dia memiliki "harapan dan ekspektasi bahwa proses ini akan mengarah pada hasil yang diharapkan oleh semua orang di seluruh dunia."
Kissinger dianugerahi penghargaan Lifetime Achievement Award oleh CGCC-USA dalam acara yang digelar pada Rabu itu atas pencapaiannya sebagai seorang pelopor sekaligus kontributor abadi terhadap hubungan AS-China.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service
