JUDUL: UNFPA: China memimpin dalam bidang kesehatan reproduksi dan ibu
DATELINE: 19 Januari 2023
DURASI: 00:01:35
LOKASI: DAVOS, Swiss
KATEGORI: POLITIK/MASYARAKAT
SHOTLIST:
1. STANDUP (Bahasa Inggris): MARTINA FUCHS, Reporter Xinhua di Davos, Swiss
2. SOUNDBITE (Bahasa Inggris): NATALIA KANEM, Direktur Eksekutif Dana Kependudukan PBB (United Nations Population Fund/UNFPA)
3. Berbagai cuplikan yang berkaitan dengan China
STORYLINE:
STANDUP (Bahasa Inggris): MARTINA FUCHS, Reporter Xinhua di Davos, Swiss
"Pada bulan lalu, badan kesehatan seksual dan reproduksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yakni Dana Kependudukan PBB (United Nations Population Fund/UNFPA), meluncurkan seruan kemanusiaan tentang kebutuhan dana 1,2 miliar dolar AS (1 dolar = Rp15.113) untuk memberikan respons bagi kalangan perempuan dan anak perempuan yang menghadapi krisis di seluruh dunia, sebuah besaran yang memecahkan rekor.
Saat dunia dihadapkan pada berbagai krisis yang saling bersinggungan, saya berbicara dengan Direktur Eksekutif UNFPA di sini, di Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF), tentang kebutuhan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa dan memastikan hak-hak perempuan dan anak perempuan terlindungi serta terpenuhi."
Kepala UNFPA Natalia Kanem mengatakan bahwa China memainkan sebuah peran krusial dalam meningkatkan kesehatan reproduksi dan ibu di seluruh dunia serta dalam membagikan data untuk informasi perkembangan.
SOUNDBITE (Bahasa Inggris): NATALIA KANEM, Direktur Eksekutif Dana Kependudukan PBB (United Nations Population Fund/UNFPA)
"China menjadi mitra yang sangat penting bagi PBB dan bagi kami khususnya sebagai lembaga dana kesehatan seksual dan reproduksi.
Peran China benar-benar telah membantu kita menelaah pertanyaan-pertanyaan yang sangat penting. Sebagai contoh, bias gender, yakni bias terhadap anak laki-laki atas anak perempuan, menjadi faktor yang menghambat produktivitas dunia, serta martabat dan hak perempuan.
Semua ini ditekankan oleh China sebagai sesuatu yang sangat penting, dan UNFPA tentunya setuju dengan hal itu.
Kami juga melihat China sebagai negara yang sangat tertarik dalam membagikan data untuk informasi perkembangan. Jadi, kemitraan ini cukup krusial. Dan, kami benar-benar berpikir bahwa kemitraan ini bermanfaat bagi banyak negara di luar China, mengingat populasi dunia sekarang telah mencapai 8 miliar jiwa."
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Davos, Swiss.
(XHTV)