JUDUL: Komentator Australia: Kebijakan COVID-19 China positif, pembatasan perjalanan bagi wisatawan China adalah rasisme
DATELINE: 12 Januari 2023
DURASI: 00:01:33
LOKASI: GUANGZHOU, China
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan kota-kota di China
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Inggris): JERRY GREY, komentator media Australia
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): JERRY GREY, komentator media Australia
STORYLINE:
Seorang komentator media Australia mengatakan bahwa optimalisasi kebijakan respons COVID-19 di China akan membawa perubahan positif, dan memberlakukan persyaratan perjalanan yang diskriminatif bagi para wisatawan China merupakan tindakan rasisme.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Inggris): JERRY GREY, komentator media Australia
"China yang terbuka berarti lebih banyak warga negara asing yang dapat masuk, lebih banyak pelaku bisnis yang dapat masuk, lebih banyak investasi asing langsung yang dapat masuk.
Dan apa yang saya amati selama beberapa tahun terakhir adalah China benar-benar fokus untuk menjaga kesehatan rakyatnya.
China mengutamakan kesehatan ketimbang kekayaan, dan menghasilkan kekayaan dari kesehatan, dan saya pikir itu mungkin cara terbaik untuk melihatnya: China mengutamakan kesehatan. Pada saat yang sama, mereka tidak menghentikan perekonomian.
Namun, beberapa negara telah memberlakukan persyaratan perjalanan yang diskriminatif bagi para wisatawan dari China, dan hal itu ditentang oleh Grey.
SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): JERRY GREY, komentator media Australia
"Mereka hanya memberlakukan pembatasan kepada China karena mereka mengatakan China tidak transparan, China mungkin memiliki lebih banyak varian (COVID-19). Setiap negara bisa memiliki varian, negara mana pun bisa memiliki varian. Itu bukan keputusan (atas dasar) kesehatan. Itu adalah keputusan politis atau rasis. Dan hal-hal semacam itu sangat membuat frustrasi."
China melakukan penyesuaian respons COVID-nya sehubungan dengan situasi yang berkembang, serta mengoordinasikan upaya pencegahan dan pengendalian epidemi dengan pembangunan ekonomi dan sosial.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Guangzhou, China.
(XHTV)
