JUDUL: Tenaga ahli China bantu dorong transformasi pertanian di Uganda
DATELINE: 10 Januari 2023
DURASI: 00:02:21
LOKASI: Kampala
KATEGORI: EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan produksi pertanian di Uganda
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Mandarin): ZHANG XIAOQIANG, Kepala tim ahli China untuk kerja sama fase ketiga
3. Berbagai cuplikan penangkaran ikan
4. SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): PETER MUYIMBO, Koordinator kerja sama fase ketiga untuk pihak Uganda
5. Berbagai cuplikan sawah
6. Berbagai cuplikan seorang petani di Uganda
STORYLINE:
Sejumlah tenaga ahli China telah bekerja di Uganda, berbagi pengalaman dengan petani lokal tentang cara meningkatkan produksi dan mendorong transformasi pertanian.
Kerja sama tersebut, di bawah Program Selatan-Selatan FAO-China, saat ini berada di fase ketiga di negara Afrika bagian timur itu.
Menurut Zhang Xiaoqiang, kepala tim ahli China, fase ketiga dari program tersebut bertujuan membimbing petani lokal untuk melihat pertanian secara komersial.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Mandarin): ZHANG XIAOQIANG, Kepala tim ahli China untuk kerja sama fase ketiga
"Pada fase ketiga ini, kami ingin mempromosikan kerja sama China-Uganda dalam perdagangan dan investasi di industri pertanian. Melalui berbagai platform, kami berharap dapat memperkenalkan produk pertanian Uganda yang berkualitas tinggi ke pasar internasional, termasuk pasar China. Kami juga mendorong lebih banyak perusahaan China untuk berinvestasi di Uganda, serta melakukan aktivitas bisnis guna memperluas rantai nilai."
Peter Muyimbo, koordinator fase ketiga untuk pihak Uganda, mengatakan Uganda akan memetik pelajaran dari China tentang bagaimana memastikan ketahanan pangan dan mengentaskan kemiskinan ekstrem.
SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): PETER MUYIMBO, Koordinator kerja sama fase ketiga untuk pihak Uganda
"Sebagai sebuah fase untuk meningkatkan produksi padi hibrida (China), jawawut (foxtail millet), produksi ternak di mana kami berurusan dengan produksi kambing, terutama kambing kuping besar, kami juga akan memiliki transfer embrio dalam produksi susu, kami pun (harus) memiliki pakan dan memberi makan. Kami ingin meniru dan mempelajari ini dari orang-orang China."
Fase pertama dan kedua dari program tersebut memfasilitasi transfer teknologi dan memungkinkan perbaikan di subsektor tanaman, peternakan, dan perikanan.
Sementara itu, Kawasan Industri Kerja Sama Pertanian China-Uganda senilai 220 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.589) telah didirikan di bagian tengah negara tersebut.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kampala.
(XHTV)
