JUDUL: Warga Lebanon tidak dapat rasakan kegembiraan Tahun Baru di tengah krisis keuangan parah
DATELINE: 2 Januari 2023
DURASI: 00:02:47
LOKASI: Beirut
KATEGORI: MASYARAKAT
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan suasana di Beirut
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): KHALED SULTAN, Warga Beirut
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): MOHAMMAD AL AHMAD, Warga Beirut
STORYLINE:
Setelah krisis keuangan selama tiga tahun yang menyeret warga Lebanon ke dalam penderitaan dan keputusasaan, banyak warga tidak dapat merasakan keceriaan libur Tahun Baru.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): KHALED SULTAN, Warga Beirut
"Suasananya cukup menggembirakan dan menyenangkan namun situasi di negara ini tidak memungkinkan warga untuk menikmatinya. (Nilai mata uang) dolar AS, seperti yang Anda lihat, naik dan turun, dan tidak ada orang yang tahu apa yang harus dilakukan. Anda pergi ke sebuah toko dan membeli satu bungkus rokok seharga 20.000 pound Lebanon (10 pound Lebanon = Rp103,32), dan besok, Anda membelinya dengan harga 25.000 pound Lebanon. Hal ini berlaku juga pada (harga) bahan bakar, ongkos transportasi, dan lain-lain. Anda tidak dapat merasakan kegembiraan sepenuhnya."
SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): MOHAMMAD AL AHMAD, Warga Beirut
"Tidak ada apa pun sama sekali. Orang-orang tidak memiliki uang. Isu dolar berdampak pada segalanya."
Krisis keuangan Lebanon menyebabkan mata uang lokal anjlok, menyeret sebagian besar populasi di negara itu ke dalam kemiskinan dengan banyak di antara mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beirut.
(XHTV)