JUDUL: Turki akan naikkan upah minimum 55 persen pada 2023
DATELINE: 23 Desember 2022
DURASI: 00:01:43
LOKASI: Ankara
KATEGORI: EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan bendera Turki dan orang-orang di jalanan
2. Berbagai cuplikan pabrik dan pekerja
3. Berbagai cuplikan konferensi pers Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan upah minimum untuk 2023 (sumber: kantor berita ihlas)
4. berbagai cuplikan Lira mata uang Turki
5. Berbagai cuplikan konferensi pers (sumber: kantor berita ihlas)
6. Berbagai cuplikan pabrik dan pekerja
STORYLINE:
Turki memutuskan untuk menaikkan upah minimum sebesar 55 persen mulai 2023, demikian diumumkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis (22/12), sebagai bagian dari upaya untuk meringankan beban meningkatnya biaya hidup warga Turki.
Menurut sang presiden, upah minimum bersih bulanan akan menjadi 8.506,80 lira (1 lira = Rp835) pada 2023, menandai kenaikan 55 persen dari level yang ditentukan pada Juli dan kenaikan 100 persen dari Januari.
Erdogan mengatakan dalam konferensi pers bahwa mengingat perusahaan dan serikat pekerja tidak dapat mencapai kesepakatan, pemerintah Turki akhirnya turun tangan dan menentukan tingkat upah minimum.
Dalam keterangan tertulis usai pengumuman tersebut, Konfederasi Serikat Pekerja Turki (Turkish Confederation of Workers Unions) mengatakan bahwa upah yang ditetapkan pemerintah tidak memenuhi syarat hidup pekerja.
Sejak dimulainya krisis mata uang pada pertengahan 2018, Turki mengalami masalah ekonomi yang serius seperti inflasi yang tinggi dan penurunan daya beli rumah tangga.
Untuk kali pertama sejak Mei 2021, inflasi Turki mengalami perlambatan pada November, turun menjadi 84,3 persen dari yang sebelumnya 85,5 persen pada Oktober, tertinggi sejak 2002.
Data resmi menunjukkan bahwa hampir 6 juta orang, atau sekitar 38 persen dari seluruh pekerja, menerima upah minimum di Turki.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Ankara.
(XHTV)
