JUDUL: Kursus bahasa Mandarin kian populer di Madagaskar
DATELINE: 19 Desember 2022
DURASI: 00:01:54
LOKASI: Antananarivo
KATEGORI: PENDIDIKAN
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan Institut Konfusius di Universitas Antananarivo
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Madagaskar): ONINIAINA ANDRIAMAMONJY, Asisten eksekutif
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Prancis): ONINIAINA ANDRIAMAMONJY, Asisten eksekutif
4. SOUNDBITE 3 (Bahasa Prancis): RAVO, Siswa
5. SOUNDBITE 4 (Bahasa Prancis): MIRADO, Siswa
6. SOUNDBITE 5 (Bahasa Prancis): ONINIAINA ANDRIAMAMONJY, Asisten eksekutif
STORYLINE:
Hampir 20.000 orang telah mengikuti kursus bahasa Mandarin di berbagai lembaga pelatihan yang berafiliasi dengan Institut Konfusius di Universitas Antananarivo sejak didirikan pada 2008 silam.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Madagaskar): ONINIAINA ANDRIAMAMONJY, Asisten eksekutif
"Jumlah lulusan bahasa Mandarin dari institut ini meningkat hampir empat kali lipat dalam 10 tahun hanya untuk lembaga di Antananarivo. Artinya, ada kenaikan dari 30 menjadi 111 siswa."
Dua tahun setelah pendiriannya, cabang-cabang Institut Konfusius dibangun di lima kota besar Madagaskar. Saat ini, di bawah pengawasannya, institut tersebut memiliki sekitar 50 tempat pengajaran di luar universitas itu.
SOUNDBITE 2 (Bahasa Prancis): ONINIAINA ANDRIAMAMONJY, Asisten eksekutif
"Itu bertujuan untuk memenuhi tingginya kebutuhan anak muda Madagaskar yang ingin lebih mengenal bahasa dan budaya China. Sepekan yang lalu kami membuka dua kelas tambahan, sebagai respons atas permintaan dari para orang tua."
SOUNDBITE 3 (Bahasa Prancis): RAVO, Siswa
"Di masa depan, saya ingin menjadi duta besar."
SOUNDBITE 4 (Bahasa Prancis): MIRADO, Siswa
"Saya ingin menjadi pengusaha di China."
SOUNDBITE 5 (Bahasa Prancis): ONINIAINA ANDRIAMAMONJY, Asisten eksekutif
"Permintaan meledak karena kini tidak hanya perusahaan saja yang mencari penerjemah, tetapi semua orang mencari bahasa Mandarin. Anda bisa bekerja di bank dan juga di kementerian, serta di perusahaan China atau perusahaan Madagaskar. Dan hal itu tidak hanya berakhir di sini, di Madagaskar. Sebagian besar siswa kami pergi ke Dubai, Filipina, Prancis, dan Mauritius."
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Antananarivo.
(XHTV)
