Orang-orang mengunjungi sebuah pameran lentera di Kebun Binatang Dublin di Dublin, Irlandia, pada 28 Oktober 2022. Seluruh instalasi yang ditampilkan dalam pameran tersebut dibuat oleh perusahaan lentera dari Kota Zigong, Provinsi Sichuan, China barat daya. (Xinhua/Liu Yanyan)
Dalam 10 bulan pertama tahun ini, Irlandia mengimpor barang senilai 12,56 miliar euro dari China, sumber barang impor terbesar ketiga mereka setelah Inggris (24,56 miliar euro) dan Amerika Serikat (18,68 miliar euro).
DUBLIN, 15 Desember (Xinhua) -- China telah menjadi sumber terbesar ketiga untuk barang yang diimpor Irlandia, menurut data yang dirilis oleh Kantor Pusat Statistik (Central Statistics Office/CSO) Irlandia pada Kamis (15/12).
Dalam 10 bulan pertama tahun ini, Irlandia mengimpor barang senilai 12,56 miliar euro (1 euro = Rp16.611) dari China. Ini menjadikan China sebagai sumber barang impor terbesar ketiga Irlandia, setelah Inggris (24,56 miliar euro) dan Amerika Serikat (18,68 miliar euro).
Dalam hal ekspor, China menjadi pasar terbesar kelima untuk barang yang diekspor Irlandia. Pada periode Januari-Oktober tahun ini, Irlandia mengekspor barang senilai 12 miliar euro ke China, setelah Amerika Serikat (53,64 miliar euro), Jerman (21,71 miliar euro), Inggris (18,67 miliar euro), dan Belgia (15,35 miliar euro).
Orang-orang menghadiri Konferensi Promosi Investasi Global Shenzhen 2022 di Dublin, Irlandia, pada 23 November 2022. (Xinhua/Liu Xiaoming)
Dalam 10 bulan pertama tahun ini, Irlandia mengekspor barang senilai 176,46 miliar euro, lebih banyak dari yang mereka ekspor di sepanjang tahun 2021, sebut CSO.
Pada 2021, nilai total barang yang diekspor Irlandia mencapai 165 miliar euro.
Nilai impor barang Irlandia untuk Januari hingga Oktober 2022 mencapai 116,79 miliar euro, naik hampir 42 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Selesai
Orang-orang berjalan melewati stan Irlandia dalam acara Pameran Perdagangan Jasa Internasional China (China International Fair for Trade in Services/CIFTIS) 2021 di Beijing, ibu kota China, pada 3 September 2021. (Xinhua/Wu Wei)