JUDUL: Presiden Turkiye Salahkan Oposisi atas Aksi Protes Penahanan Wali Kota Istanbul
SHOOTING TIME: 24 Maret 2025
DATELINE: 25 Maret 2025
DURASI: 00:01:19
LOKASI: Ankara
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan rapat kabinet Turkiye (Sumber: Kantor Berita Ihlas)
2. Berbagai cuplikan konferensi pers Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan setelah rapat kabinet (Sumber: Kantor Berita Ihlas)
3. SOUNDBITE (Bahasa Turkiye): RECEP TAYYIP ERDOGAN, Presiden Turkiye (Sumber: Kantor Berita Ihlas)
4. Berbagai cuplikan konferensi pers Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan setelah rapat kabinet (Sumber: Kantor Berita Ihlas)
STORYLINE:
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Senin (24/3) menyalahkan partai oposisi utama, Partai Rakyat Republik (Republican People's Party/CHP), atas aksi protes di dalam negeri terkait penahanan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu yang bereskalasi menjadi apa yang dia sebut sebagai "gerakan kekerasan."
SOUNDBITE (Bahasa Turkiye): RECEP TAYYIP ERDOGAN, Presiden Turkiye
"Satu-satunya yang bertanggung jawab atas petugas polisi yang terluka, toko-toko yang dirusak, dan properti publik yang rusak adalah pemimpin oposisi utama dan para pendukungnya.
Berhentilah mengganggu ketenangan warga melalui provokasi.
Jika Anda memiliki keberanian, pertanggungjawabkan tindak korupsi, pencurian, dan suap yang Anda lakukan."
Sejak 19 Maret, puluhan ribu warga Turkiye menggelar unjuk rasa di jalan setelah Imamoglu ditahan atas tuduhan korupsi dan membantu kelompok teroris. Imamoglu, dari CHP, dianggap sebagai saingan utama Erdogan dalam pemilihan presiden berikutnya.
Sebelumnya pada Senin, Menteri Dalam Negeri Turkiye Ali Yerlikaya mengatakan di platform media sosial X bahwa 123 polisi terluka selama aksi protes tersebut. Dia juga mengungkapkan pasukan keamanan Turkiye telah menangkap 1.133 tersangka.
Menurut Yerlikaya, aksi protes yang terjadi baru-baru ini telah menjadi lebih dari sekadar demonstrasi damai, dengan kelompok-kelompok tertentu menyalahgunakan hak tersebut serta berupaya mengeksploitasi situasi untuk mengganggu ketertiban umum dan menyerang aparat penegak hukum.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Ankara.
(XHTV)
