JUDUL: Pakar Pertimbangkan Prospek Perdamaian Usai PKK Umumkan Gencatan Senjata dengan Turkiye
SHOOTING TIME: 4 Maret 2025
DATELINE: 5 Maret 2025
DURASI: 00:00:24
LOKASI: ISTANBUL, Turkiye
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. SOUNDBITE 1 (Bahasa Turkiye): BARIS DOSTER, Akademisi dari Universitas Marmara yang berbasis di Istanbul
2. SOUNDBITE 2 (Bahasa Turkiye): BARIS DOSTER, Akademisi dari Universitas Marmara yang berbasis di Istanbul
STORYLINE:
Partai Pekerja Kurdistan atau PKK mendeklarasikan gencatan senjata dengan Turkiye pekan lalu, menyusul seruan dari pemimpin mereka yang dipenjara, Abdullah Ocalan, untuk melucuti senjata dan membubarkan diri. Perkembangan ini menandai pergeseran besar dalam sikap kedua kubu usai beberapa dekade terlibat dalam konflik bersenjata.
PKK juga menyatakan kesediaannya untuk menggelar kongres untuk membahas masa depan partai tersebut, dengan fokus pada perlucutan senjata dan resolusi politik, tetapi hanya jika Ocalan hadir secara fisik.
Dengan langkah tersebut, pemberontakan yang telah berlangsung selama 40 tahun ini kemungkinan besar akan berakhir, meskipun para pakar memperingatkan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi, termasuk pengaruh Ocalan terhadap partai tersebut dan jaringan internasionalnya yang kompleks.
"Gencatan senjata ini, jika bertahan, dapat menandai awal dari proses perdamaian yang telah lama ditunggu, yang akan mengakhiri konflik selama puluhan tahun," kata Baris Doster, seorang akademisi dari Universitas Marmara yang berbasis di Istanbul, kepada Xinhua.
Ocalan, tokoh yang mendirikan PKK pada 1978, menjadi tahanan penjara di Pulau Imrali di Laut Marmara, lepas pantai Istanbul sejak 1999.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Turkiye): BARIS DOSTER, Akademisi dari Universitas Marmara yang berbasis di Istanbul
"Seberapa besar kendali yang dimiliki Ocalan, pemimpin PKK, terhadap kelompoknya? Apakah dia masih memiliki pengaruh, atau kemampuan untuk mengarahkan dan mengelola organisasi tersebut, seperti yang dilakukannya 25 tahun lalu?"
Lebih lanjut, dirinya menyoroti kompleksitas struktur PKK, seraya mengungkapkan keterlibatan partai tersebut dalam kegiatan ilegal dan koneksi internasional dapat mempersulit prospek proses perdamaian aktual.
Inisiatif aktif pemerintah untuk mengakhiri pemberontakan PKK yang berlangsung lama dan merenggut lebih dari 40.000 nyawa ini telah memberi jalan bagi upaya terbaru ini. Meski demikian, hal ini bukanlah upaya pertama untuk menyelesaikan masalah tersebut. Upaya-upaya sebelumnya, seperti Pembukaan Kurdi pada 2009 dan Proses Solusi pada 2013, bertujuan untuk mengatasi konflik melalui meja perundingan. Namun, upaya-upaya tersebut gagal akibat kekerasan yang terus dilakukan oleh pihak PKK dan oposisi publik.
Menurut Doster, ada perbedaan signifikan dibandingkan dengan proses perdamaian sebelumnya, yang ditandai dengan dinamika yang tak biasa.
SOUNDBITE 2 (Bahasa Turkiye): BARIS DOSTER, Akademisi dari Universitas Marmara yang berbasis di Istanbul
"Dilihat dari proses perdamaian ini, ada sebuah struktur persuasi baru yang muncul. Lihat saja bagaimana seluruh proses ini akan terungkap dan berkembang dalam beberapa hari mendatang."
PKK ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Turkiye, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Istanbul, Turkiye.
(XHTV)