JUDUL: Perundingan Gencatan Senjata Mandek saat Ramadan, Kecemasan Tinggi Bayangi Warga Gaza
SHOOTING TIME: 4 Maret 2025
DATELINE: 5 Maret 2025
DURASI: 00:04:12
LOKASI: GAZA, Palestina
KATEGORI: MASYARAKAT
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan pasar umum di Gaza
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): MOHAMMED AL-DAHDOUH, Warga Gaza
3. Berbagai cuplikan pasar umum di Gaza
4. SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): SALEH ABU ALI, Warga Gaza
5. Berbagai cuplikan pasar umum di Gaza
STORYLINE:
Di tengah kehancuran yang meluas dan kehilangan keluarga, warga Palestina di Jalur Gaza menyambut bulan suci Ramadan tahun ini dengan kesedihan dan keletihan, setelah 15 bulan Israel menyerang daerah kantong yang terkepung tersebut.
Ketika umat Muslim di seluruh dunia menyambut Ramadan dengan ibadah dan kemeriahan, pemandangan di Gaza justru berbeda.
Jalan-jalan di Gaza, yang dulunya ramai dan penuh dengan kehidupan, kini menjadi puing-puing. Reruntuhan rumah yang hancur menjadi pengingat akan kehancuran yang menghantui, sementara udara dipenuhi dengan bau mesiu, kematian, dan pembusukan.
Dengan berakhirnya gencatan senjata tahap pertama antara Palestina dan Israel pada Sabtu (1/3) dan tidak ada tanda-tanda akan adanya tahap kedua, warga Gaza kini hidup dalam kecemasan yang tinggi, khawatir perang akan berlanjut setiap saat.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): MOHAMMED AL-DAHDOUH, Warga Gaza
"Suasananya berbeda dari tahun ke tahun karena harga-harga yang sangat tinggi. Hidup tidak mudah. Gaza tidak layak untuk hidup. Belum lagi masyarakat takut akan kembalinya perang, terutama karena tidak adanya tahap kedua (gencatan senjata) atau masuknya bantuan atau bahkan rekonstruksi Jalur Gaza."
SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): SALEH ABU ALI, Warga Gaza
"Bagi saya, tidak ada bedanya antara tahap pertama dan tahap kedua karena pada kenyataannya tidak ada kehidupan. Kami tidak memiliki kebutuhan hidup, tidak ada air, tidak ada listrik, dan tidak ada kehidupan. Jadi, bagaimana Anda mengharapkan seorang pria yang berusia lebih dari 70 tahun untuk merasakannya?"
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Gaza, Palestina.
(XHTV)