JUDUL: Kesenjangan Upah Berdasarkan Gender Masih Terjadi di Semua Industri di Australia
SHOOTING TIME: 4 Maret 2025
DATELINE: 5 Maret 2025
DURASI: 00:01:06
LOKASI: Canberra
KATEGORI: MASYARAKAT
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan para pekerja laki-laki bekerja di beragam sektor
2. Berbagai cuplikan para pekerja perempuan bekerja di beragam sektor
STORYLINE:
Kesenjangan upah berdasarkan gender terus terjadi di semua industri di Australia, dengan 83 persen pemberi kerja di industri yang didominasi laki-laki menunjukkan kesenjangan upah berdasarkan gender, dan pekerja perempuan memperoleh penghasilan hampir 30.000 dolar Australia (1 dolar Australia = Rp10.205) atau sekitar 18.630 dolar AS (1 dolar AS = Rp16.443) lebih rendah daripada laki-laki dalam setahun, menurut laporan pemerintah negara tersebut pada Selasa (4/3).
Laporan kesenjangan upah berdasarkan gender menunjukkan bahwa separuh dari semua pemberi kerja masih menggaji pekerja laki-laki lebih dari 12 persen lebih tinggi daripada pekerja perempuan. Secara nasional, perempuan masih menghasilkan rata-rata 28.425 dolar Australia (17.652 dolar AS) lebih rendah setiap tahunnya.
Diterbitkan untuk kedua kalinya oleh Lembaga Kesetaraan Gender di Tempat Kerja (Workplace Gender Equality Agency), laporan ini mencakup 7.800 pemberi kerja perorangan dan 1.700 perusahaan, dengan lebih dari separuhnya telah mengurangi kesenjangan upah berdasarkan gender dibandingkan tahun lalu.
Secara nasional, 5.347 pemberi kerja, atau 72,2 persen, mencatat kesenjangan upah berdasarkan gender yang menguntungkan laki-laki, sementara 21,3 persen mempertahankan kesenjangan netral, yang didefinisikan sebagai perbedaan upah rata-rata plus atau minus 5 persen. Sementara itu, 6,5 persen, atau 474 pemberi kerja, melaporkan kesenjangan upah yang menguntungkan perempuan, menurut laporan tersebut.
Pelaporan publik untuk data kesenjangan upah berdasarkan gender memberikan dorongan bagi pemberi kerja untuk mengambil langkah-langkah guna mengatasi kesenjangan upah berdasarkan gender, menurut laporan itu. Disebutkan pula bahwa terdapat peningkatan jumlah pemberi kerja yang berkonsultasi dengan staf mereka terkait kesetaraan gender, dengan lebih banyak pemberi kerja melakukan analisis terhadap kesenjangan upah mereka.
Meski kemajuan telah dicapai, reformasi tambahan sangat diperlukan untuk mempercepat pengurangan kesenjangan upah berdasarkan gender. Legislasi utama yang saat ini sedang dipertimbangkan di parlemen dapat memainkan peran penting dalam mendorong perubahan yang diperlukan ini, menurut Menteri Urusan Perempuan Australia Katy Gallagher.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Canberra.
(XHTV)
