Tentara Israel berjaga di pos pemeriksaan militer Tayasir yang berada di Kota Tubas, Tepi Barat bagian timur laut, pada 4 Februari 2025. (Xinhua/Nidal Eshtayeh)
RAMALLAH, 5 Maret (Xinhua) -- Israel membatasi pergerakan warga Palestina di Tepi Barat dengan membangun hampir 900 pos pemeriksaan dan gerbang besi, demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina pada Selasa (4/3).
Penghalang tersebut, yang bukan untuk menjaga keamanan tetapi untuk "menindas" warga Palestina, "sangat berdampak pada kehidupan sehari-hari warga Palestina dengan membatasi pergerakan mereka di dalam kota, desa, dan kamp-kamp pengungsi," serta menciptakan fragmentasi di seluruh Tepi Barat, mengubahnya menjadi penjara besar dengan ratusan daerah yang terisolasi, kata kementerian itu dalam pernyataan pers.
Ini merupakan "bentuk hukuman kolektif yang paling buruk" yang diberlakukan pada keluarga-keluarga Palestina, terutama selama bulan suci Ramadan, dan merupakan alat sistematis untuk mengeskalasi kekerasan serta merusak upaya regional dan internasional untuk mencapai ketenangan dan gencatan senjata, urai pernyataan itu. Lebih lanjut, pernyataan tersebut mendesak adanya aksi segera dari masyarakat internasional.
Pekan lalu, media Israel melansir bahwa dengan alasan kekhawatiran akan potensi kerusuhan terkait pembebasan tahanan Palestina di bawah kesepakatan pertukaran antara Israel dan Hamas, tentara Israel diperintahkan untuk menambah puluhan pos pemeriksaan di sepanjang jalan menuju ke kota-kota Palestina. Selesai
Kendaraan militer Israel terlihat dalam sebuah operasi militer di Kota Jenin, Tepi Barat, pada 24 Februari 2025. (Xinhua/Nidal Eshtayeh)