Warga Afghanistan Jalani Ibadah Puasa Ramadan di Tengah Kesulitan Ekonomi dan Sanksi

2025-03-04 15:14:52   来源:???

JUDUL: Warga Afghanistan Jalani Ibadah Puasa Ramadan di Tengah Kesulitan Ekonomi dan Sanksi

SHOOTING TIME: 2 Maret 2025

DATELINE: 3 Maret 2025

DURASI: 00:03:29

LOKASI: Kabul

KATEGORI: EKONOMI/MASYARAKAT


SHOTLIST:

1. Berbagai cuplikan warga Afghanistan berbelanja di sebuah pasar lokal di Kabul

2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Dari): ABDUL MATIN, Warga Kabul

3. Berbagai cuplikan warga Afghanistan berbelanja di sebuah pasar lokal di Kabul

4. SOUNDBITE 2 (Bahasa Dari): FAZIL, Penjual kurma

5. Berbagai cuplikan warga Afghanistan berbelanja di sebuah pasar lokal di Kabul

6. SOUNDBITE 3 (Bahasa Dari): NEMATULLAH, Penjual sepatu

7. Berbagai cuplikan warga Afghanistan berbelanja di sebuah pasar lokal di Kabul


STORYLINE:

Seiring datangnya bulan Ramadan, warga Afghanistan masih bergulat dengan beratnya tantangan ekonomi, yang kian diperparah oleh sanksi-sanksi Amerika Serikat (AS). 

Seorang warga Kabul bernama Abdul Matin mengunjungi sebuah pasar lokal bersama kedua putranya yang masih remaja untuk membeli kebutuhan Ramadan. Namun, harga-harga yang melambung tinggi dan pendapatannya yang terbatas membuatnya kesulitan untuk membeli bahan makanan pokok. 

SOUNDBITE 1 (Bahasa Dari): ABDUL MATIN, Warga Kabul

"Hari ini, saya pergi ke pasar ini untuk membeli sedikit bahan makanan untuk Ramadan, seperti keju, kurma, dan krim, tetapi kami tidak punya cukup uang untuk membeli banyak."  

Sebagai satu-satunya pencari nafkah bagi keluarganya yang beranggotakan delapan orang, Matin merupakan seorang pembuat roti di Kabul yang berjuang untuk mencari bahan-bahan makanan dengan harga terjangkau. 

"Saya yakin jika sanksi AS dicabut, perputaran uang akan kembali berjalan dengan bebas, masyarakat dapat bekerja tanpa hambatan, dan kondisi perekonomian nasional akan membaik," ujarnya dalam balutan kesedihan.  

Negara itu menghadapi krisis keuangan yang ditandai oleh kelaparan yang merajalela, kemiskinan yang semakin parah, dan minimnya lapangan kerja. Terlepas dari semua kesulitan itu, bulan Ramadan tetap menjadi momen solidaritas dan persatuan bagi sebagian besar penganut agama Islam. 

Dalam budaya Afghanistan, membeli kurma, produk susu, dan permen merupakan tradisi yang lazim dilakukan selama bulan Ramadan. Namun tahun ini, masyarakat Afghanistan harus menghadapi berbagai kesulitan hidup.   

Fazil, seorang penjual kurma dari Provinsi Parwan, merantau ke Kabul setiap bulan Ramadan untuk menjual kurma. Namun, tahun ini hasil penjualannya mengalami penurunan.

SOUNDBITE 2 (Bahasa Dari): FAZIL, Penjual kurma

"Dahulu, saya bisa menjual 80 hingga 100 kg kurma per hari. Namun sekarang, saya hanya dapat menjual sekitar 20 hingga 30 kg kurma. Kondisi pasar sedang lesu."

Berdiri di samping gerobak dorong miliknya di sudut Kota Kabul yang ramai, Fazil dengan sabar menunggu pembeli.

"Sebelumnya, 1 kilogram kurma dibanderol seharga 100 Afghani (1 Afghani = Rp224), tetapi sekarang harganya naik menjadi 150 Afghani per kilogram. Dahulu, saya bisa mendapatkan hingga 100 pelanggan sehari, tetapi kini jumlahnya bahkan tak sampai 30 orang," ujarnya.

Sementara itu, penjual sepatu di Kabul bernama Nematullah (24) tampak menjelajahi pasar dengan ragu-ragu.

SOUNDBITE 3 (Bahasa Dari): NEMATULLAH, Penjual sepatu

"Saya bingung apa yang harus saya beli hari ini. Mungkin saya akan membeli sedikit keju, krim, dan susu untuk hidangan berbuka puasa keluarga saya."

Bisnis sepatu Nematullah belakangan juga sepi pembeli. "Tidak ada pekerjaan dalam satu atau dua bulan terakhir. Kondisi keuangan masyarakat sedang lesu, dan mereka bahkan tak mampu untuk membeli sepatu," jelasnya.

Pada hari Taliban mengambil alih Kabul, ibu kota Afghanistan, pemerintah AS dengan cepat membekukan hampir 9,5 miliar dolar AS aset valuta asing nasional yang disimpan di AS oleh bank sentral Afghanistan, yang kemudian menyeret sistem pembayaran keuangan dan perbankan Afghanistan ke ambang kehancuran.

Laporan terkini menunjukkan bahwa sekitar 50 organisasi bantuan telah menghentikan operasinya di Afghanistan usai ditangguhkannya aliran bantuan kemanusiaan AS sejak 20 Januari lalu. Hal ini semakin memperburuk kondisi hidup warga Afghanistan yang sudah rentan.


Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kabul.

(XHTV)

【记者:Aria,?? 】
原文链接:https://home.xinhua-news.com/v2/rss/newsdetaillink/c0915153766d8d4b60f33abb91363dc660fe936fe9876df0/1741072492000

财经新闻 ECONOMIC NEWS

24小时排行 LEADERBOARD