Warga membersihkan sebuah jalan pascabanjir di Utiel, Spanyol, pada 2 November 2024. Hujan lebat selama beberapa hari terakhir telah memicu banjir terburuk di Spanyol dalam beberapa dekade terakhir. Jumlah korban tewas akibat banjir telah bertambah menjadi 211 orang pada Sabtu (2/11) pagi waktu setempat, menurut pemerintah Spanyol. (Xinhua/Meng Dingbo)
Warga di sejumlah area yang dilanda bencana mulai membersihkan lumpur dan memperbaiki bangunan serta infrastruktur yang rusak. Para sukarelawan dari daerah sekitar juga datang untuk membantu. Di seluruh Spanyol, penggalangan donasi diluncurkan untuk membantu warga yang terkena dampak.
VALENCIA, Spanyol, 4 November (Xinhua) -- Lapisan lumpur tebal melapisi sejumlah jalan seiring dengan surutnya air banjir. Banyak toko dan rumah mengalami kerusakan yang parah, sementara mobil-mobil yang terendam banjir berserakan di sepanjang jalan, beberapa bahkan saling tumpang tindih.
Hujan lebat selama beberapa hari terakhir telah memicu banjir terparah di Spanyol dalam beberapa dekade terakhir, merenggut lebih dari 200 jiwa. Alfafar, yang terletak di pinggiran Valencia di Spanyol timur, merupakan salah satu area yang paling parah dilanda banjir.
Diego, seorang pemilik bar setempat yang menolak menyebutkan nama depannya, menceritakan kepada Xinhua pengalamannya pada 29 Oktober lalu, hari ketika banjir mulai terjadi. "Semula di sini jarang turun hujan, hanya saja sangat berangin," sehingga banyak orang yang mengabaikan peringatan dari departemen meteorologi.
Kondisi geografis area tersebut mengakibatkan air hujan terakumulasi dari daerah sekitarnya dan membanjiri kota itu. Sekitar pukul 18.30 waktu setempat, saat banyak orang pulang kerja, orang-orang mulai melihat air menggenang di jalan, dengan ketinggian yang meningkat sangat cepat.
Warga membersihkan barang-barang mereka pascabanjir di Utiel, Spanyol, pada 2 November 2024. Hujan lebat selama beberapa hari terakhir telah memicu banjir terburuk di Spanyol dalam beberapa dekade terakhir. Jumlah korban tewas akibat banjir telah bertambah menjadi 211 orang pada Sabtu (2/11) pagi waktu setempat, menurut pemerintah Spanyol. (Xinhua/Meng Dingbo)
"Banjir datang begitu tiba-tiba. Banyak orang yang tidak sempat bertindak dan terjebak di dalam mobil mereka," ujar Anna Utterstrom, seorang warga setempat yang bekerja di sebuah toko perlengkapan rumah tangga. Lebih dari 300 orang berlindung di toko tersebut pada malam itu, katanya.
"Situasinya sangat kacau, dan rasa takut serta cemas tampak di wajah semua orang," kenangnya.
Banjir tersebut mengganggu aliran listrik, pasokan air, dan layanan komunikasi setempat, serta menyebabkan beberapa jalan tidak dapat dilalui. Hingga 1 November lalu, akses ke beberapa area yang terkena dampak parah hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki. Layanan kereta cepat dari Madrid dan Barcelona ke daerah Valencia dihentikan. Menteri Transportasi Spanyol Oscar Puente mengumumkan bahwa layanan kereta cepat diperkirakan akan kembali beroperasi dalam waktu dua pekan, meskipun pemulihan jalur kereta di pinggiran kota masih belum dapat dipastikan.
Buntut dari banjir tersebut, beberapa supermarket dan sejumlah toko dijarah, dan barang-barang pribadi di sejumlah rumah dilaporkan dicuri. Dengan datangnya pasukan bantuan polisi dan militer, ketertiban sosial berangsur-angsur stabil, menurut warga setempat.
Foto dari udara yang diabadikan menggunakan drone pada 2 November 2024 ini memperlihatkan sejumlah mobil yang rusak akibat banjir di Utiel, Spanyol. Hujan lebat selama beberapa hari terakhir telah memicu banjir terburuk di Spanyol dalam beberapa dekade terakhir. Jumlah korban tewas akibat banjir telah bertambah menjadi 211 orang pada Sabtu (2/11) pagi waktu setempat, menurut pemerintah Spanyol. (Xinhua/Meng Dingbo)
Warga di sejumlah area yang dilanda bencana mulai membersihkan lumpur dan memperbaiki bangunan serta infrastruktur yang rusak. Para sukarelawan dari daerah sekitar juga datang untuk membantu. Di seluruh Spanyol, penggalangan donasi diluncurkan untuk membantu warga yang terkena dampak.
Pemerintah Spanyol mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari terhitung sejak tengah malam pada 31 Oktober hingga 2 November. Jumlah korban tewas akibat banjir tersebut bertambah menjadi 211 orang pada Sabtu (2/11) pagi waktu setempat, menurut pemerintah. Selesai