JUDUL: Menilik kebangkitan Kota Dunhuang di China yang kaya akan peninggalan budaya
SHOOTING DATE: Dokumentasi
DATELINE: 31 Oktober 2024
DURASI: 00:01:42
LOKASI: LANZHOU, China
KATEGORI: BUDAYA
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan Kota Dunhuang
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Inggris): NEIL SCHMID, Peneliti di Akademi Dunhuang
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Mandarin): KIRILL SOLONIN, Profesor di Universitas Renmin, China
STORYLINE:
Kota Dunhuang
Provinsi Gansu, China barat laut
Terletak di sebuah oasis di tepi Gurun Taklamakan, Dunhuang merupakan tempat perhentian utama di Jalur Sutra kuno, yang menghubungkan Timur dan Barat melalui aktivitas perdagangan yang hidup.
Kebudayaan Dunhuang yang unik terlukis jelas di Gua Mogao, yang terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Berasal dari abad keempat, situs ini memiliki 735 gua yang terpahat di sebuah tebing, yang saat ini menjadi rumah bagi lebih dari 2.000 patung warna-warni dan mural seluas 45.000 meter persegi.
Dunhuang makin menarik para pengunjung dan cendekiawan dari seluruh dunia yang tertarik untuk menyelami signifikansi historis situs tersebut dan menyaksikan kebangkitan budaya modernnya.
Neil Schmid, seorang peneliti asal Amerika, mulai tertarik pada Gua Mogao di Dunhuang sejak kunjungan pertamanya pada 1987.
Dedikasinya kian mendalam kala bergabung dengan Akademi Dunhuang pada 2018, di mana dia terus mempromosikan signifikansi Dunhuang secara global.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Inggris): NEIL SCHMID, Peneliti di Akademi Dunhuang
"Ada begitu banyak peleburan budaya yang terjadi di Dunhuang selama lebih dari seribu tahun, dan kami melihat ada semacam harmoni di gua-gua tempat semua budaya ini terabadikan di dinding gua. Ada semacam harmoni, dan ini bukan penggambaran budaya dan interaksi budaya yang bersifat menang-kalah (zero-sum)."
SOUNDBITE 2 (Bahasa Mandarin): KIRILL SOLONIN, Profesor di Universitas Renmin, China
"Ini merupakan warisan budaya universal umat manusia. Peninggalan dari Dunhuang, dokumen dan mural yang digali, memiliki signifikansi penting bagi berbagai bidang. Keberadaan peninggalan ini sangat diperlukan untuk mendukung studi sejarah, termasuk sejarah Buddha, sejarah budaya, dan sejarah politik."
Dunhuang, yang memiliki populasi hanya 200.000 jiwa, telah menyambut lebih dari 7,24 juta pengunjung sejak Januari hingga akhir September tahun ini, naik 21,54 persen secara tahunan (year on year/yoy), ungkap biro budaya dan pariwisata setempat.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Lanzhou, China.
(XHTV)