Foto yang diabadikan pada 20 Oktober 2024 ini menunjukkan pemandangan Kremlin Kazan di Kazan, Rusia. (Xinhua/Ding Haitao)
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kazan menandai pertemuan BRICS pertama yang digelar secara tatap muka sejak kelompok itu memperluas keanggotaannya tahun lalu di Johannesburg, Afrika Selatan. Lebih dari 30 negara menghadiri KTT tahun ini, yang berlangsung hingga Kamis (24/10).
KAZAN, Rusia, 23 Oktober (Xinhua) -- Presiden China Xi Jinping pada Selasa (22/10) menggarisbawahi peran BRICS sebagai "pilar" dalam mempromosikan dunia multipolar dan mendorong globalisasi ekonomi yang inklusif menjelang pertemuan resmi para pemimpin pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2024 di Kazan, Rusia.
Mekanisme BRICS merupakan platform paling penting di dunia untuk solidaritas dan kerja sama antara emerging market dan negara-negara berkembang, ujar Xi saat melangsungkan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT tersebut.
KTT Kazan menandai pertemuan BRICS pertama yang digelar secara tatap muka sejak kelompok itu memperluas keanggotaannya tahun lalu di Johannesburg, Afrika Selatan (Afsel). Lebih dari 30 negara menghadiri KTT tahun ini, yang berlangsung hingga Kamis (24/10).
Xi mengatakan kepada Putin, yang memimpin KTT tersebut, bahwa dirinya berharap dapat berdiskusi secara mendalam dengan Putin dan para pemimpin dunia lainnya mengenai pengembangan mekanisme kerja sama BRICS di masa depan, agar dapat mengamankan lebih banyak peluang bagi Global South.
Salah satu prioritas utama dari kepemimpinan BRICS Rusia adalah mengintegrasikan anggota-anggota baru ke dalam kerangka kerja BRICS, menurut situs web resminya. Bidang kerja sama praktis lainnya mencakup meningkatkan perdagangan dan investasi langsung, serta mendorong transisi yang seimbang dan adil menuju ekonomi rendah karbon.
Negara-negara BRICS diharapkan dapat memperdalam konsensus mengenai komunikasi strategis dan kerja sama praktis bagi pengembangan kelompok itu di masa depan, ujar Wang Lei, Direktur Pusat Penelitian Kerja Sama BRICS di Beijing Normal University.
Wang juga menyatakan harapannya untuk keterlibatan produktif antara BRICS dan Global South yang lebih luas dalam KTT tersebut guna mendorong pembangunan global bersama dan menjunjung tinggi efektivitas sistem tata kelola multilateral.
Kazan, ibu kota Tatarstan dan juga kota terbesar kelima di Rusia, memiliki signifikansi historis dan budaya. Dalam pertemuan mereka, Xi mengatakan kepada Putin bahwa sekitar 400 tahun silam, Jalan Teh Besar yang menghubungkan kedua negara itu melewati Kazan, dan melalui kota itulah daun-daun teh dari daerah Pegunungan Wuyi di China dapat sampai ke banyak rumah di Rusia.
Kota itu juga menjadi lokasi Universitas Federal Kazan, tempat sejumlah tokoh terkenal seperti penulis Rusia Leo Tolstoy dan pemimpin revolusi Rusia Vladimir Lenin menempuh pendidikan.
Sekitar tengah hari pada Selasa, Xi tiba di Bandar Udara Internasional Kazan, disambut oleh para pejabat Rusia. Wali Kota Kazan Ilsur Metshin mengatakan kepada Xinhua bahwa kotanya merasa terhormat dapat menyambut pemimpin China itu.
Para anggota garda kehormatan berbaris di kedua sisi karpet merah untuk memberikan penghormatan kepada pemimpin China itu, sementara sejumlah anak muda Rusia yang mengenakan pakaian tradisional memberikan sambutan hangat. Jet-jet tempur Rusia juga tampak mengawal pesawat Xi sebelum mendarat.
"Sangat penting bahwa, saat ini, kita memiliki pemimpin hebat yang dapat memperkenalkan inisiatif-inisiatif baru," kata Timirkhan Alishev, wakil rektor untuk Urusan Internasional di Universitas Federal Kazan, saat menyinggung peran Xi dalam urusan internasional.
Alishev mengatakan kepada Xinhua bahwa semua inisiatif yang diperkenalkan oleh China berakar pada multilateralisme, mendorong komunikasi dan dialog di berbagai level.
"Kami melihat China melakukan banyak upaya untuk mengembangkan BRICS," kata Alishev. "Tidak ada prasyarat untuk kerja sama BRICS ... Anda dapat memulai dialog secara setara dengan semua orang."
Istilah BRIC pada awalnya diciptakan pada 2001 oleh Jim O'Neill, mantan kepala ekonom di Goldman Sachs, sebagai sebuah konsep investasi yang merujuk pada perekonomian emerging market yakni Brasil, Rusia, India, dan China. Dengan bergabungnya Afsel pada 2010, BRICS resmi terbentuk.
Setelah ekspansi tahun lalu, kelompok BRICS kini mencakup sekitar 30 persen dari produk domestik bruto (PDB) global, hampir separuh dari populasi global, dan seperlima dari perdagangan global. "Jika diukur berdasarkan PDB, negara-negara anggota BRICS telah melampaui G7 dalam hal signifikansi," kata Dilma Rousseff, presiden New Development Bank (NDB), dalam sebuah wawancara dengan Xinhua belum lama ini.
"Saya kira pertemuan BRICS ini sangat penting ... Saat ini, negara-negara Global South sangat membutuhkan pendanaan. Dan syarat-syarat untuk mendapatkannya cukup rumit," ujar Rousseff saat bertemu Putin di Kazan pada Selasa.
Para pengamat melihat KTT BRICS sebagai sebuah peluang bagi negara-negara Global South untuk menyuarakan kebutuhan mereka. Victoria Fedosova, Deputi Direktur Institut Penelitian dan Prakiraan Strategis Universitas Persahabatan Rakyat Rusia, mengatakan bahwa perkembangan BRICS yang sangat dinamis dan pertumbuhan keanggotaannya mencerminkan permintaan akan sebuah platform untuk menangani isu-isu global.
"Mekanisme BRICS memiliki potensi yang sangat besar dalam menyesuaikan ketidakseimbangan pembangunan global yang terakumulasi selama 80 tahun terakhir," ujar Fedosova.
Selain negara-negara yang menjadi anggota penuh baru per 1 Januari 2024, lebih dari 30 negara seperti Thailand, Malaysia, Turkiye, dan Azerbaijan telah resmi mengajukan permohonan atau menyatakan ketertarikan untuk menjadi anggota BRICS, sementara banyak negara berkembang lainnya ingin menjalin kerja sama yang lebih dalam dengan kelompok ini.
Seiring dengan pengaruhnya yang kian meluas, BRICS telah menarik minat di kalangan banyak negara, terutama di negara-negara Global South, dengan menawarkan keuntungan-keuntungan konkret kepada mereka, ujar Zukiswa Roboji, seorang peneliti di Universitas Walter Sisulu di Afsel.
"BRICS tidak diragukan lagi telah membuat kemajuan penting dalam beberapa tahun terakhir," ungkap Roboji. BRICS menawarkan akses yang lebih mudah ke sumber daya keuangan dan peluang yang lebih baik untuk perdagangan, investasi, dan pembangunan kepada perekonomian-perekonomian emerging, imbuh pakar tersebut. Selesai