JUDUL: Warga Afghanistan bergulat dengan kelaparan di tengah kemerosotan ekonomi
SHOOTING TIME: 15 Oktober 2024
DATELINE: 17 Oktober 2024
DURASI: 00:02:59
LOKASI: Kabul
KATEGORI: EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan suasana di Kabul bagian barat
2. Berbagai cuplikan Sameer menjual makanan di pinggir jalan
3. SOUNDBITE 1 (Bahasa Dari): SAMEER, Penjual
4. Berbagai cuplikan suasana di Kabul
5. SOUNDBITE 2 (Bahasa Pashto): MAWLAWI MUDASSIR HAMRAZ, Juru Bicara Perhimpunan Bulan Sabit Merah (Red Crescent Society) Afghanistan
6. Berbagai cuplikan toko roti Ali di Kabul
7. SOUNDBITE 3 (Bahasa Dari): HASSAN ALI, Pemilik toko roti
8. Berbagai cuplikan suasana di Kabul
STORYLINE:
Hari Pangan Sedunia tahun ini jatuh pada Rabu (16/10).
Di Afghanistan, jutaan orang menghadapi kenyataan pahit berupa kelaparan.
Perang selama puluhan tahun, pengungsian, kekeringan berkepanjangan, tingkat pengangguran yang tinggi, dan kolapsnya perekonomian menyusul sanksi AS terhadap aset-aset Afghanistan, semuanya berkontribusi pada krisis pangan yang sangat parah di negara tersebut.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Dari): SAMEER, Penjual
"Kami mengonsumsi kentang, nasi, dan okra sebagai menu utama setiap hari. Kami biasanya memasak daging, tetapi sekarang kami tidak mampu membelinya. Peluang kerja semakin sedikit. Dahulu, saya menghasilkan sekitar 4.000 hingga 5.000 Afghani (1 Afghani = Rp233) per hari, tetapi sekarang, dengan semakin berkurangnya lapangan pekerjaan, penghasilan kami pun merosot."
Menurut Program Pangan Dunia PBB, satu dari empat orang di Afghanistan menghadapi ancaman kelaparan.
Mawlawi Mudassir Hamraz, juru bicara Perhimpunan Bulan Sabit Merah (Red Crescent Society) Afghanistan, menekankan perlunya dukungan internasional yang mendesak.
Data lembaga tersebut pada September menunjukkan bahwa lebih dari 12 juta orang di Afghanistan tidak yakin dari mana mereka akan mendapatkan makanan berikutnya.
SOUNDBITE 2 (Bahasa Pashto): MAWLAWI MUDASSIR HAMRAZ, Juru Bicara Perhimpunan Bulan Sabit Merah (Red Crescent Society) Afghanistan
"Afghanistan masih jauh dari swasembada, dengan 70 persen penduduknya membutuhkan bantuan kemanusiaan. Setelah perang selama sekitar 30-40 tahun, banyak orang mengungsi dan rumah-rumah mereka hancur. Warga Afghanistan membutuhkan lebih banyak bantuan karena mereka terus hidup dalam kemiskinan dan kesulitan."
SOUNDBITE 3 (Bahasa Dari): HASSAN ALI, Pemilik toko roti
"Kami biasanya menggunakan 400 hingga 450 kilogram tepung untuk membuat roti setiap hari, tetapi sekarang turun menjadi 250 hingga 300 kilogram. Orang-orang menderita kemiskinan. Banyak yang bahkan tidak mampu membeli sepotong roti, yang harganya hanya 10 Afghani."
Menurut sebuah dokumen Bank Dunia, Produk Domestik Bruto (PDB) riil Afghanistan mengalami kontraksi 26 persen selama dua tahun fiskal terakhir. Sementara itu, inflasi diperkirakan akan berada di kisaran 6 hingga 10 persen pada 2024 dan 2025, yang akan semakin memperparah kemiskinan. Tingginya tingkat pengangguran juga akan terus berlanjut akibat terbatasnya lapangan pekerjaan dan peluang usaha.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kabul.
(XHTV)