JUDUL: Sekjen PBB kecam serangan udara Israel di Gaza
SHOOTING TIME: 12 September 2024
DATELINE: 13 September 2024
DURASI: 00:02:01
LOKASI: Kantor Pusat PBB
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan gambar wide-shot ruang konferensi pers
2. SOUNDBITE (Bahasa Inggris): STEPHANE DUJARRIC, Juru bicara sekretaris jenderal PBB
3. Berbagai cuplikan para jurnalis
4. Berbagai cuplikan gambar wide-shot ruang konferensi pers
STORYLINE:
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Kamis (12/9) mengecam kematian sedikitnya 18 orang, termasuk enam pekerja PBB dalam serangan udara Israel yang menghantam sebuah sekolah di Jalur Gaza pada Rabu (11/9).
SOUNDBITE (Bahasa Inggris): STEPHANE DUJARRIC, Juru bicara sekretaris jenderal PBB
"Sekjen PBB mengecam kematian sedikitnya 18 orang, termasuk anak-anak, perempuan, dan enam staf Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), dalam serangan udara Israel yang menghantam sebuah sekolah yang berfungsi sebagai tempat penampungan di Nuseirat pada 11 September. Insiden ini menambah jumlah staf UNRWA yang tewas dalam konflik ini menjadi 220 orang. Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) menyatakan bahwa mereka telah menyerang sebuah pusat komando dan kendali di kompleks tersebut. Insiden ini harus diselidiki secara independen dan menyeluruh untuk memastikan adanya pertanggungjawaban.
Kurangnya perlindungan yang efektif terhadap warga sipil di Gaza tidak dapat dibenarkan. Warga sipil dan infrastruktur yang mereka andalkan harus dilindungi, dan kebutuhan pokok penduduk sipil harus dipenuhi. Sekjen menyerukan kepada semua pihak agar menahan diri dari pemakaian sekolah, tempat penampungan, dan area di sekitarnya untuk tujuan militer.
Semua pihak yang terlibat dalam konflik ini memiliki kewajiban untuk mematuhi hukum humaniter internasional setiap saat.
Sekjen PBB menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata dan pembebasan semua sandera yang ditahan di Gaza dengan segera dan tanpa syarat. Kekerasan yang mengerikan ini harus dihentikan."
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kantor Pusat PBB.
(XHTV)