Striker Prancis Olivier Giroud merayakan golnya dalam pertandingan babak 16 besar versus Polandia di Piala Dunia FIFA 2022 yang digelar di Stadion Al Thumama di Doha, Qatar, pada 4 Desember 2022. (Xinhua/Xiao Yijiu)
Didier Deschamps memuji Olivier Giroud yang menjadi pencetak gol terbanyak Prancis sepanjang masa dalam kemenangan 3-1 atas Polandia di babak 16 besar Piala Dunia.
DOHA, 4 Desember (Xinhua) -- Pelatih tim nasional Prancis Didier Deschamps memberikan penghormatan kepada Olivier Giroud setelah striker AC Milan itu menjadi pencetak gol terbanyak Les Bleus sepanjang masa usai timnya mengalahkan Polandia 3-1 di babak 16 besar Piala Dunia pada Minggu (4/12).
Pemain berusia 36 tahun itu membawa negaranya ke jalur kemenangan dengan gol pembukanya dan Kylian Mbappe melesakkan dua gol tambahan sebelum Roberto Lewandowski mengonversi penalti di pengujung laga untuk Polandia.
Didier Deschamps, pelatih tim nasional Prancis, menunjukkan ekspresinya dalam pertandingan babak 16 besar melawan Polandia di Piala Dunia FIFA 2022 yang digelar di Stadion Al Thumama di Doha, Qatar, pada 4 Desember 2022. (Xinhua/Cao Can)
"Olivier selalu menjadi pemain penting bagi kami," kata Deschamps dalam konferensi pers usai pertandingan di Stadion Al Thumama. "Empat tahun lalu (di Piala Dunia 2018 di Rusia) dia tidak mencetak gol, tetapi perannya krusial."
Gol Giroud pada menit ke-44 membuatnya melewati rekor Thierry Henry sebagai pencetak gol terbanyak Prancis, dengan kini mencetak 52 gol dalam 116 laga.
"Dia mengalami masa-masa sulit dan sering dikritik," ujar Deschamps. "Namun, dia berhasil tetap kuat secara mental. Mencetak begitu banyak gol di level internasional adalah sebuah prestasi tersendiri. Selamat untuk dia dan rekan-rekan satu timnya yang memungkinkan dia melakukan itu."
Striker Prancis Olivier Giroud merayakan golnya dalam pertandingan babak 16 besar versus Polandia di Piala Dunia FIFA 2022 yang digelar di Stadion Al Thumama di Doha, Qatar, pada 4 Desember 2022. (Xinhua/Zheng Huansong)
Deschamps mengakui bahwa timnya sempat tertekan di akhir babak pertama dengan strategi Polandia yang menerapkan garis pertahanan tinggi.
"Sebagai favorit, kami tahu bahwa kami akan berada di bawah tekanan," katanya. "Semua orang mengira kami akan mengalahkan mereka. Kami memulai pertandingan dengan baik di 25 menit pertama, tetapi kemudian kami mengalami periode yang sulit. Kami tidak bermain bagus, dengan atau tanpa bola."
"Jeda babak pertama memberikan kami ruang untuk memperbaiki beberapa hal. Kami beruntung memimpin setelah babak pertama. Sebagian besar pemain tidak tampil selama delapan hari, sehingga mereka seharusnya fit namun tampaknya tidak demikian." Selesai
