JUDUL: Peneliti Palestina sebut peran mediasi AS dalam gencatan senjata Gaza diragukan
SHOOTING TIME: Rekaman terbaru
DATELINE: 18 Agustus 2024
DURASI: 00:01:30
LOKASI: Kairo
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan Jalur Gaza pada 14 Agustus 2024
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): ABDEL MOHDY MOTAWE, Peneliti yang berbasis di Kairo/Direktur Eksekutif Forum Timur Tengah untuk Studi Strategis dan Keamanan Nasional
3. Berbagai cuplikan Jalur Gaza pada 14 Agustus 2024
4. SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): ABDEL MOHDY MOTAWE, Peneliti yang berbasis di Kairo/Direktur Eksekutif Forum Timur Tengah untuk Studi Strategis dan Keamanan Nasional
STORYLINE:
Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar, para mediator perundingan gencatan senjata di Gaza, telah mengakhiri diskusi selama dua hari mereka di Doha, dengan rencana untuk menggelar pertemuan lagi di Kairo pekan depan.
Namun demikian, seorang akademisi Palestina meragukan peran yang dimainkan Washington.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): ABDEL MOHDY MOTAWE, Peneliti yang berbasis di Kairo/Direktur Eksekutif Forum Timur Tengah untuk Studi Strategis dan Keamanan Nasional
"Saya rasa Mesir dan Qatar memiliki integritas dalam mediasi mereka, tetapi AS adalah mitra penting bagi Israel dan memainkan peran ilusionis untuk membiarkan perang ini terus berlanjut dan terus membantu Israel mencapai tujuannya."
Sejak 7 Oktober 2023, Hamas dan tentara Israel terlibat dalam konflik berskala besar yang dimulai dengan serangan mematikan Hamas di kota-kota Israel di dekat Jalur Gaza yang terkepung hingga menewaskan sekitar 1.200 orang.
Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah melampaui 40.000 orang, kata otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Kamis (15/8).
SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): ABDEL MOHDY MOTAWE, Peneliti yang berbasis di Kairo/Direktur Eksekutif Forum Timur Tengah untuk Studi Strategis dan Keamanan Nasional
"Tujuan Israel adalah untuk mematahkan semangat rakyat Palestina agar tidak ada lagi upaya perlawanan terhadap Israel di masa depan. Perang ini akan membayangi setidaknya dua generasi. AS dan Israel sibuk menciptakan status di mana rakyat Palestina tidak dapat memenuhi ambisi mereka."
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kairo.
(XHTV)