JUDUL: Kekhawatiran tentang iklim meningkat saat gelombang panas ekstrem landa dunia
SHOOTING TIME: Dokumentasi
DATELINE: 14 Agustus 2024
DURASI: 00:02:35
LOKASI: JENEWA, Swiss
KATEGORI: IKLIM/LINGKUNGAN
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Yunani
2. Berbagai cuplikan orang-orang di tengah gelombang panas di negara-negara Eropa
3. SOUNDBITE 1 (Bahasa Inggris): CLARE NULLIS, Pejabat media WMO
4. Berbagai cuplikan orang-orang di tengah gelombang panas di India
5. Berbagai cuplikan orang-orang di tengah gelombang panas di Jepang
6. Berbagai cuplikan orang-orang di tengah gelombang panas di Italia
7. Berbagai cuplikan orang-orang di tengah gelombang panas di Spanyol
8. Berbagai cuplikan orang-orang di tengah gelombang panas di negara-negara Eropa
9. SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): MAG. GREGOR VERTACNIK, Ahli Klimatologi di Badan Lingkungan Hidup Negara Slovenia (ARSO)
STORYLINE:
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masif yang mulai berkobar pada Minggu (11/8) dan menyebar ke area seluas lebih dari 30 km, hingga mencapai pinggiran timur laut Athena, berhasil diatasi pada Selasa (13/8) pagi waktu setempat. Bencana tersebut menelan satu korban jiwa dan menyebabkan kerusakan yang signifikan.
Yunani baru saja mengalami Juni dan Juli terpanas sepanjang catatan sejarahnya. Negara itu menghadapi ribuan karhutla setiap musim panas, dan perubahan iklim tampaknya memicu lebih banyak kebakaran yang lebih besar.
Menurut laporan bersama yang dirilis oleh Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) dan badan iklim Uni Eropa (UE), Copernicus, pada April, Eropa menjadi benua yang mengalami pemanasan tercepat di dunia, dengan suhu yang meningkat sekitar dua kali lipat dari rata-rata global.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Inggris): CLARE NULLIS, Pejabat media WMO
"Panas ekstrem yang terus berlanjut sepanjang Juli, menimbulkan dampak yang sangat menghancurkan bagi masyarakat, kesehatan masyarakat, ekosistem, juga ekonomi. Jadi, panas ekstrem benar-benar memiliki efek domino di seluruh masyarakat. Suhu rata-rata global selama 13 bulan terakhir ini, yaitu dari Juni 2023 hingga Juni 2024, telah mencetak rekor bulanan baru."
Menurut WMO, gelombang panas yang berkepanjangan dan parah telah melanda setiap benua, dengan sedikitnya 10 negara mengalami suhu harian melebihi 50 derajat Celsius di beberapa wilayah selama setahun terakhir.
Suhu rata-rata di Jepang pada Juli mencapai tingkat tertingginya sejak pencatatan dimulai pada 1898, melampaui rekor pada tahun lalu.
Gelombang panas yang melanda Italia memecahkan rekor di banyak wilayah. Per Senin (12/8), 17 dari 27 kota terbesar di negara tersebut berada di bawah peringatan "merah", menyamai jumlah tertinggi yang tercatat tahun ini.
Spanyol melaporkan 608 kematian yang disebabkan oleh suhu tinggi pada pekan pertama Agustus, hampir dua kali lipat dari jumlah kematian pada pekan sebelumnya yaitu 335, menjadikannya pekan terburuk dalam tahun ini, menurut Institut Kesehatan Carlos III.
WMO memperkirakan kemungkinan 80 persen bahwa suhu rata-rata global untuk sementara waktu akan melebihi 1,5 derajat Celsius di atas tingkat praindustri selama setidaknya satu dari lima tahun ke depan.
SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): MAG. GREGOR VERTACNIK, Ahli Klimatologi di Badan Lingkungan Hidup Negara Slovenia (ARSO)
"Dengan peningkatan suhu ini, kami memperkirakan gelombang panas pada musim panas yang lebih kuat dan lebih sering terjadi serta kekeringan yang parah. Di sisi lain, badai akan lebih kuat di musim panas dengan hujan es yang lebih besar dan angin yang lebih intens, dan juga di musim gugur dan musim dingin, kami memperkirakan akan terjadi banjir yang lebih hebat."
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Jenewa, Swiss.
(XHTV)