JUDUL: Ekspor produk pangan dan serat Selandia Baru capai rekor tertinggi baru
DATELINE: 2 Desember 2022
DURASI: 00:02:09
LOKASI: Wellington
KATEGORI: EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan jalanan di Wellington, Selandia Baru
2. Berbagai cuplikan ekspor produk serat Selandia Baru
3. Berbagai cuplikan produk susu
4. Berbagai cuplikan peternakan lebah dan pembuatan madu
5. Berbagai cuplikan daging merah
6. Cuplikan para pelanggan di sebuah pusat perbelanjaan
STORYLINE:
Pendapatan ekspor produk pangan dan serat Selandia Baru diproyeksikan mencapai rekor tertinggi baru, yang memberikan landasan bagi pemulihan ekonomi negara itu dan membantu melindunginya dari dampak kemerosotan ekonomi global, menurut sebuah laporan resmi pada Kamis (1/12).
Situasi dan Prospek Industri Primer (Situation and Outlook for Primary Industries/SOPI) dirilis oleh Kementerian Industri Primer Selandia Baru, yang menunjukkan pendapatan ekspor produk pangan dan serat diperkirakan akan tumbuh ke level rekor baru sebesar 55 miliar dolar Selandia Baru (1 dolar Selandia Baru = Rp9.845) pada tahun ini.
"Meskipun terjadi badai ekonomi global, hasil SOPI terbaru menunjukkan pendapatan ekspor produk pangan dan serat kami terus meningkat," ujar Menteri Pertanian Selandia Baru Damien O'Connor.
Perkiraan kenaikan 4 persen pada tahun ini hingga 30 Juni 2023 mendatang berada di atas rekor pendapatan ekspor Selandia Baru yang dicapai pada tahun lalu, dan 2,9 miliar dolar Selandia Baru lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya yang dibuat pada Juni 2022, kata O'Connor.
Produk susu masih menjadi ekspor terbesar, dengan pendapatannya diperkirakan akan tumbuh 6 persen ke level tertinggi baru yakni 23,3 miliar dolar Selandia Baru, ujarnya, seraya menambahkan bahwa sektor daging sapi dan domba tetap kuat, dengan pendapatan daging merah dan wol diperkirakan akan meningkat ke rekor baru.
Menteri Keuangan Selandia Baru Grant Robertson mengatakan rekening pemerintah berada dalam posisi yang solid meskipun lingkungan global memburuk.
"Kenyataan yang memprihatinkan adalah pertumbuhan global melambat dan Selandia Baru tidak dapat terlepas dari dampaknya, dengan perkiraan resesi dangkal pada tahun depan," kata Robertson, yang juga menjabat sebagai wakil perdana menteri negara itu.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Wellington.
(XHTV)
