Seiring melemahnya patogenesis virus Omicron, meningkatnya jumlah orang yang divaksinasi, dan semakin luasnya pengalaman dalam mengendalikan virus, China mengoptimalkan respons COVID-19-nya.
Distrik Haizhu, Tianhe, Panyu, dan Liwan di Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong, China selatan, pada Rabu (30/11) mengumumkan pencabutan semua langkah-langkah pengendalian sementara. Seluruh area, kecuali area-area yang ditetapkan sebagai area berisiko tinggi, diklasifikasikan sebagai area berisiko rendah atau menerapkan langkah-langkah pengendalian reguler.
Beijing mengoptimalkan langkah-langkah pengendalian COVID-19 untuk meminimalkan dampaknya terhadap penghidupan masyarakat.
Kota itu memerintahkan agar kebijakan manajemen tertutup dicabut tepat waktu bagi kompleks-kompleks perumahan yang memenuhi syarat, dan mengizinkan pasar swalayan yang terdampak virus untuk dibuka kembali setelah ditutup selama satu hari.
Mulai Rabu, warga Beijing yang tidak terlibat dalam aktivitas kemasyarakatan tidak lagi diwajibkan mengikuti tes asam nukleat komunitas jika mereka tidak ada keperluan yang mengharuskan untuk keluar rumah.
Warga dalam kategori tersebut meliputi sejumlah kelompok, seperti warga lanjut usia yang tinggal di rumah, anak-anak, dan orang-orang yang bekerja atau belajar dari rumah.
Otoritas Beijing pada Selasa (29/11) mengatakan kepada rumah-rumah sakit agar menghindari penutupan unit penting, seperti unit darurat dan persalinan, bahkan jika rumah sakit tersebut terdampak kasus COVID-19.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service
