JUDUL: Pakar sebut teknologi AI China bantu pelestarian warisan budaya
SHOOTING TIME: 16 Juli 2024
DATELINE: 20 Juli 2024
DURASI: 00:01:45
LOKASI: Beijing
KATEGORI: BUDAYA
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan acara terkait
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Inggris): RENATA SANSONE, COO Civita Mostre e Musei S.p.A., Italia
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): FULVIO RINAUDO, Presiden CIPA dan profesor Universitas Politeknik Turin, Italia
4. Berbagai cuplikan acara terkait
STORYLINE:
"Teknologi China membantu dunia memahami situs-situs arkeologis."
Pernyataan itu disampaikan oleh Renata Sansone, COO Civita Mostre e Musei S.p.A., sebuah perusahaan budaya dan kreatif yang didedikasikan untuk meningkatkan warisan artistik-sejarah di Italia dan luar negeri.
Sansone berada di Beijing untuk menghadiri Simposium Internasional Pelestarian Warisan Budaya melalui Digitalisasi (Cultural Heritage Conservation by Digitization/CHCD) ketujuh yang berakhir pada Jumat (19/7).
Pakar dari Italia itu mengatakan bahwa teknologi dapat menjelaskan situs-situs arkeologis tertentu yang sulit dipahami oleh masyarakat umum.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Inggris): RENATA SANSONE, COO Civita Mostre e Musei S.p.A., Italia
"Teknologi sangat penting untuk pelestarian, namun yang paling penting adalah berbicara mengenai manusia. Ada beberapa situs arkeologis yang sangat sulit dipahami oleh semua orang. Situs-situs tersebut hanya dapat dimengerti oleh para arkeolog. Namun jika kita menggunakan (teknologi) pada situs arkeologis, kita dapat menjelaskan kata-kata kita. Situs tersebut dapat berbicara untuk semua orang.
Saya rasa China memiliki pengetahuan yang sangat tinggi dalam hal teknologi. Jadi menurut saya ini bisa menjadi kolaborasi yang sangat menarik dengan Italia. Di Italia, ada banyak sekali warisan budaya, namun dalam beberapa kasus, kami tidak memiliki teknologi untuk melestarikannya atau menjelaskan warisan budaya tersebut kepada publik atau konservasi. Jadi, saya berharap (akan ada) kolaborasi (antara) Italia dan China."
Presiden CIPA sekaligus profesor di Universitas Politeknik Turin, Fulvio Rinaudo, juga menyampaikan pendapat yang sama.
Dikatakan oleh Rinaudo bahwa sumber daya China yang ekstensif menunjukkan kekuatan upaya kolektif dalam memajukan teknologi AI untuk pelestarian warisan budaya.
SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): FULVIO RINAUDO, Presiden CIPA dan profesor Universitas Politeknik Turin, Italia
"Anda (China) memiliki kekuatan besar dan populasi yang lebih besar. Anda menunjukkan kepada kami bahwa jika kita menyatukan upaya, jika kita memusatkan upaya pada satu topik, dalam waktu singkat, kita bisa melakukan segalanya."
Lebih dari 300 perwakilan dari 20 negara dan kawasan menghadiri simposium selama empat hari yang memaparkan dan mendiskusikan lebih dari 100 laporan dan kasus profesional.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beijing.
(XHTV)