Dushanbe, 4 Juli (Xinhua) -- Selama tiga dekade terakhir, hubungan Tajikistan-China mencatatkan banyak pencapaian penting dan kerja sama bilateral terus berkembang setiap harinya, kata seorang jurnalis senior Tajikistan.
"Tajikistan dan China adalah tetangga dekat. Keduanya terhubung secara historis selama berabad-abad oleh Jalur Sutra yang penting. Prinsip-prinsip hidup berdampingan secara damai dan kerja sama yang saling menguntungkan demi kepentingan rakyat sangat melekat dan berarti bagi kedua negara," kata Natalya Kutuzova, selaku kepala departemen jurnalisme surat kabar arusutama Tajikistan, Sogdiyskaya Pravda, dalam wawancara baru-baru ini dengan Xinhua.
Foto yang diabadikan pada 26 Juni 2024 ini menunjukkan pemandangan di Dushanbe, ibu kota Tajikistan. (Xinhua)
"Selama 32 tahun sejak pembentukan hubungan diplomatik, terdapat kemajuan dan perkembangan yang luar biasa dalam hubungan kedua negara. Dan setiap tahun hubungan kami terus berkembang dan semakin kuat," ujarnya menjelang kunjungan kenegaraan Presiden China Xi Jinping ke Tajikistan.
Xi akan melakukan kunjungan kenegaraan ke negara Asia Tengah tersebut usai menghadiri Pertemuan Dewan Kepala Negara Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organization/SCO) ke-24 di Astana, Kazakhstan.
Kutuzova menyebut bahwa salah satu contoh keberhasilan pengembangan kerja sama antara kedua negara yakni keterlibatan perusahaan-perusahaan China dalam pembangunan terowongan, jalan, jembatan, serta instalasi perlindungan longsoran salju di sejumlah area pegunungan yang menantang di Tajikistan. Selain itu, sebuah koridor transportasi telah dibangun antara ibu kota Tajikistan, Dushanbe, dan Kashgar, sebuah kota di wilayah barat Xinjiang, China barat laut.
"Kerja sama kami terus berkembang di bidang ekonomi, investasi, budaya, dan pendidikan. Hubungan di bidang kedokteran, pariwisata, dan ilmu pengetahuan juga mulai berkembang," imbuh Kutuzova.
China merupakan sumber investasi asing langsung terbesar di Tajikistan sekaligus salah satu mitra dagang utama negara tersebut. Tahun lalu, perdagangan bilateral China-Tajikistan mencapai 3,9 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.387), meningkat 53,5 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Foto yang diabadikan pada 26 Juni 2024 ini menunjukkan pemandangan di Dushanbe, ibu kota Tajikistan. (Xinhua)
Sementara itu, terdapat tren positif di Tajikistan, dengan semakin banyak anak muda yang menunjukkan minat untuk mempelajari bahasa dan budaya China serta berupaya melanjutkan pendidikan tinggi di universitas-universitas China, katanya kepada Xinhua.
Kutuzova juga sangat menghargai usulan China untuk membangun sebuah komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, yang menurutnya "sangat relevan dan diperlukan."
"Perkembangan, keberhasilan, dan keunggulan China dalam inisiatif ini akan berkontribusi pada kemajuan banyak negara dan bangsa lainnya. Semua ini akan menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkan pihak lain ke jalan menuju penciptaan dan kesuksesan," ujarnya. Selesai