Orang-orang mengamati lengan robot kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) menulis dengan kuas di area pengalaman langsung dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Digital China ketujuh di Fuzhou, Provinsi Fujian, China tenggara, pada 24 Mei 2024. (Xinhua/Lin Shanchuan)
BEIJING, 3 Juli (Xinhua) -- China akan merumuskan lebih dari 50 standar nasional dan industri dalam sektor kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) pada 2026 serta mengembangkan sistem standar untuk memandu pengembangan berkualitas tinggi di sektor tersebut, demikian menurut pedoman yang diumumkan bersama oleh Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China dan tiga lembaga pemerintah lainnya.
Pedoman tersebut menetapkan tujuh bidang utama untuk mengembangkan sistem standar AI di negara itu, termasuk standar untuk teknologi utama, produk dan layanan pintar, serta aplikasi industri.
Mengembangkan standar AI dapat membantu mendorong kemajuan teknologi, pengembangan perusahaan, dan peningkatan industri, sehingga dapat memanfaatkan AI dengan lebih baik guna memberdayakan industrialisasi baru, menurut pedoman tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri AI di China telah mencapai kemajuan dalam hal inovasi teknologi, penciptaan produk, aplikasi industri, dan bidang-bidang lainnya. Sektor tersebut menghadirkan fitur-fitur baru dengan pengembangan teknologi baru yang diakselerasi seperti model-model besar.
China kini memiliki lebih dari 4.500 perusahaan AI. Industri AI inti China mencapai skala senilai lebih dari 578 miliar yuan (1 yuan = Rp2.250) atau sekitar 81 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.335) pada 2023, naik 13,9 persen secara tahunan (year on year), menurut data resmi.
Dalam laporan kerja pemerintah pada tahun ini, China meluncurkan inisiatif AI Plus, sebuah langkah strategis yang dirancang untuk mendorong ekspansi ekonomi digital serta memelopori transformasi dan modernisasi sektor manufaktur. Selesai