Para tamu menunjukkan karya seni gosok dalam sebuah pameran pemuda di Fuzhou, Provinsi Fujian, China tenggara, pada 26 Juni 2024. (Xinhua/Qin Lang)
Tuduhan Washington yang tidak berdasar terhadap China, dengan menyebutnya menghalangi pertukaran antarindividu, merupakan hal yang menyesatkan dan munafik. Selain mengabaikan berbagai upaya yang telah dilakukan China untuk mendorong kolaborasi internasional, tuduhan itu dirancang untuk mengalihkan perhatian dari kebijakan AS yang telah membatasi visa dan menerapkan sanksi.
BEIJING, 28 Juni (Xinhua) -- Ketika Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk China Nicholas Burns secara tidak adil menuduh China menghambat pertukaran AS-China, aktivitas pertukaran pemuda terbesar dan paling beragam sejak kedua negara menjalin hubungan diplomatik sedang berlangsung di Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian, China tenggara.
Dipandu oleh prinsip-prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan dalam hubungannya dengan AS, China secara aktif memupuk niat baik untuk memperkuat pertukaran antarindividu dan budaya dengan AS serta mendorong pertumbuhan hubungan China-AS yang stabil dan kuat.
Alih-alih membangun lebih banyak hambatan, dua perekonomian terbesar di dunia tersebut seharusnya membangun lebih banyak jembatan dan jalur untuk interaksi antarindividu.
Bahkan, China secara aktif terus mempromosikan interaksi bersahabat antara warga China dan AS. Selain acara pertukaran pemuda "Ikatan dengan Kuliang: Festival Pemuda China-AS 2024" yang disebutkan di atas, program pertukaran budaya lainnya juga digelar pada bulan ini. Pada acara itu, sekelompok anak muda dari China dan AS bersama-sama merasakan langsung warisan budaya China yang kaya melalui kunjungan ke sejumlah situs ikonis seperti Tembok Besar dan Kota Terlarang.
Program ini, yang merupakan bagian dari "Jembatan Masa Depan" Program Pertukaran Pemuda China-AS, bertujuan untuk memupuk komunikasi, pemahaman, persahabatan dan kerja sama antara pemuda China dan AS untuk berkontribusi pada hubungan China-AS yang sehat, stabil, dan berkelanjutan.
Mahasiswa AS Isaac Gray dari Akademi Yenching Universitas Peking menuliskan harapan untuk pohon persahabatan yang dia tanam di Kuliang, Fuzhou, Provinsi Fujian, China tenggara, pada 24 Juni 2024. (Xinhua/Lin Shanchuan)
Semakin banyak pelajar AS diperkirakan akan menikmati pengalaman mereka saat berada di China. Pada akhir 2023, pihak China mengumumkan siap mengundang 50.000 pemuda AS ke China untuk mengikuti program pertukaran dan studi dalam lima tahun ke depan untuk meningkatkan pertukaran antara kedua bangsa, terutama antar generasi muda.
Semua interaksi antarindividu China-AS ini akhirnya akan menumbuhkan suasana positif bagi perkembangan jangka panjang hubungan bilateral yang paling penting di dunia.
Sayangnya, Washington tidak melangkah ke arah yang sama seperti China. Mereka secara agresif menghambat pertukaran budaya dan pertukaran antarindividu, dengan alasan kekhawatiran keamanan nasional sebagai pembenaran.
Otoritas berwenang AS telah mengganggu, menginterogasi, dan mendeportasi beberapa pelajar China setibanya mereka di AS.
Meskipun insiden-insiden seperti ini tidak berdampak signifikan jika dilihat secara terpisah, dampak destruktif kumulatifnya pada akhirnya dapat mengakibatkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki.
Tuduhan Washington yang tidak berdasar terhadap China, dengan menyebutnya menghalangi pertukaran antarindividu, merupakan hal yang menyesatkan dan munafik. Selain mengabaikan berbagai upaya yang telah dilakukan China untuk mendorong kolaborasi internasional, tuduhan itu dirancang untuk mengalihkan perhatian dari kebijakan AS yang telah membatasi visa dan menerapkan sanksi.
Citra AS di mata masyarakat China pada akhirnya ditentukan oleh AS sendiri, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning pada Rabu (26/6).
Alih-alih memfitnah China, Washington seharusnya fokus untuk memperbaiki tindakannya sendiri yang telah menghambat pertukaran budaya dan akademik. Selesai
