Imbas konflik dan sanksi, kota kuno Busra di Suriah kesulitan lestarikan warisan berharganya

2024-06-25 14:00:44   来源:新华社

JUDUL: Imbas konflik dan sanksi, kota kuno Busra di Suriah kesulitan lestarikan warisan berharganya

SHOOTING TIME: 23 Juni 2024

DATELINE: 25 Juni 2024

DURASI: 00:04:05

LOKASI: BUSRA, Suriah

KATEGORI: BUDAYA


SHOTLIST:

1. Berbagai cuplikan pemandangan kota tua Busra

2. Berbagai cuplikan bangunan teater kuno di Busra

4. Berbagai cuplikan direktur situs Busra menjelaskan tentang kerusakan dan upaya restorasi di bangunan teater

4. SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): ALAA AL-SALAH, Direktur Situs Arkeologi Busra

5. Berbagai cuplikan kerusakan situs arkeologi Ranjang Putri Raja

6. SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): ALAA AL-SALAH, Direktur Situs Arkeologi Busra

7. Berbagai cuplikan kerusakan di situs arkeologi Madrasat abu al-Fida

8. Berbagai cuplikan direktur situs Busra bekerja dengan komputernya

9. SOUNDBITE 3 (Bahasa Arab): ALAA AL-SALAH, Direktur Situs Arkeologi Busra


STORYLINE:

Kota kuno Busra di Suriah selatan, yang menjadi bukti peradaban berusia ribuan tahun, kini terjebak dalam pertempuran baru, yakni melindungi warisan berharganya dari kehancuran akibat perang selama bertahun-tahun.

Terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, sejarah Busra dimulai dari tahun 1500 SM. Saat ini, kota kuno itu masih memiliki sebuah teater Romawi yang terawat dengan baik, reruntuhan benteng yang indah, bangunan masjid yang unik, beserta kuil, kolam pemandian, dan tembok kota kuno.   

Sayangnya, konflik brutal di Suriah, yang mengakibatkan kerusakan pada sejumlah besar warisan budaya, meninggalkan jejaknya di Busra. Terletak di jantung Provinsi Daraa di Suriah selatan, tempat meletusnya konflik, Busra pun berubah menjadi medan pertempuran. Pada 2012, UNESCO yang menyadari adanya risiko menambahkan Busra ke dalam Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya. 

Penetapan ini mengharuskan pemerintah Suriah untuk melakukan lebih banyak upaya guna melindungi situs arkeologi tersebut. Kondisi terancam bahaya yang berkepanjangan dapat menyebabkan situs tersebut kehilangan statusnya sebagai Situs Warisan Dunia.

Sejak 2019, dengan diamankannya wilayah tersebut, upaya restorasi pun mulai dilakukan. Al-Salah, yang telah bertugas mengawasi situs tersebut selama 25 tahun, menekankan urgensi dari upaya ini.

SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): ALAA AL-SALAH, Direktur Situs Arkeologi Busra

"Sejak 2019, setelah wilayah ini berubah menjadi wilayah yang aman dan otoritas arkeologi melanjutkan pekerjaannya secara nyata, dan wilayah ini terbebas dari manifestasi militer dan bersenjata, pekerjaan untuk memulihkan kerusakan akibat konflik pun dimulai. Prioritasnya adalah teater dan kastel, dan serangkaian upaya restorasi terutama ditargetkan untuk menghilangkan ancaman dari situs, melestarikan kondisi struktural, menyelamatkan situs, dan merehabilitasi situs untuk kunjungan. Target yang kedua adalah mengeluarkan Busra dari Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya guna mempertahankan status warisan dunia yang penting bagi Busra."

Terhambat oleh keterbatasan sumber daya dan tenaga ahli, otoritas kepurbakalaan Suriah memprioritaskan area teater dan kastel dalam upaya restorasi. Meski sejumlah kemajuan telah dicapai, sebagian besar wilayah Busra masih dalam keadaan hancur, yang menjadi pengingat tentang kebrutalan konflik.

SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): ALAA AL-SALAH, Direktur Situs Arkeologi Busra

"Masalah ini membutuhkan upaya yang lebih besar, kerja sama internasional yang lebih besar, dan lebih banyak bantuan, yang tentu saja belum kami terima. Ini adalah upaya lokal dan upaya dari Direktorat Jenderal Kepurbakalaan dan Museum dalam hal anggaran dan tenaga teknis ahli."

Selain kurangnya sumber daya keuangan, salah satu tantangan utama adalah pembatasan kerja sama internasional akibat sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Baratnya, menurut Al-Salah.

SOUNDBITE 3 (Bahasa Arab): ALAA AL-SALAH, Direktur Situs Arkeologi Busra

"Hambatan dan tantangan untuk merestorasi dan merehabilitasi benda-benda purbakala di Busra ini memiliki beberapa alasan. Alasan utamanya adalah masalah sumber daya keuangan, karena kurangnya sumber daya keuangan yang diperlukan untuk restorasi. Selain itu, ada pula masalah kurangnya keahlian teknis yang diperlukan untuk persiapan dan studi proyek-proyek ini serta pengawasannya. Lebih lanjut, sanksi-sanksi yang dijatuhkan kepada Suriah sejak 2020 telah memengaruhi sektor budaya dan operasi restorasi, karena tidak ada organisasi eksternal atau misi asing yang diizinkan untuk masuk karena undang-undang yang tidak adil ini, yang bahkan sudah berimbas terhadap situs arkeologi dan budaya kami."   

Sanksi-sanksi tersebut telah melumpuhkan sektor budaya dan upaya restorasi, kata Al-Salah, seraya menambahkan bahwa "pembatasan terhadap misi dan organisasi asing semakin menghambat kemajuan."


Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Busra, Suriah.

(XHTV)

【记者:冀泽,蒙塞夫(报道员) 】
原文链接:https://home.xinhua-news.com/v2/rss/newsdetaillink/0bde82c9f8fb665f09ae4ca2459b55c937a741fb57f924ca/1719295244000

财经新闻 ECONOMIC NEWS

24小时排行 LEADERBOARD