JAKARTA, 6 Juni (Xinhua) -- Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7, proyek kerja sama antara PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan China Energy Investment Group di Serang, Provinsi Banten, saat ini tidak hanya menjadi tempat untuk memproduksi listrik bagi jutaan warga di Pulau Jawa, tetapi juga rumah bagi berbagai spesies burung, reptil, hingga hewan air yang hidup di hutan bakau (mangrove) seluas 17 hektare di sekitar PLTU itu.
Luas hutan bakau di sekitar PLTU Jawa 7 telah meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan beberapa tahun lalu, yaitu sekitar 7 hektare. Kawasan hijau yang luas tersebut menjadi rumah bagi berbagai jenis burung dan reptil seperti biawak.
Foto berikut ini menunjukkan pemandangan hutan bakau di sekitar PLTU Jawa 7 di Serang, Provinsi Banten, yang memiliki luas 17 hektare dan menjadi tempat tinggal bagi ribuan burung pemakan ikan serta satwa liar. Hutan ini adalah salah satu hasil kerja sama konservasi hutan bakau dari upaya bersama perusahaan Indonesia-China. (Xinhua)
"Setiap kali saya berfoto saat bekerja di sekitar PLTU Jawa 7, beberapa teman kerap mempertanyakan tempat kerja saya karena mereka mengira saya sedang berfoto di hutan," kata Anggia Sihombing, salah satu anggota Tim Konservasi Mangrove PT Shenhua Guohua Pembangkitan Jawa Bali (SGPJB), pengelola PLTU Jawa 7, dalam sesi wawancara belum lama ini.
Hutan bakau membentang di sepanjang tepi laut dari utara hingga selatan kawasan PLTU Jawa 7. Saat mendatangi lokasi ini pada sore hari, pengunjung dapat melihat ribuan burung pemakan ikan yang hinggap di dahan pohon bakau. Anggia bahkan pernah menemukan biawak berukuran besar ketika sedang bersepeda di sekitar kantornya.
PLTU yang berlokasi di bagian barat Pulau Jawa itu memiliki kapasitas 2 x 1.000 MW, menjadikannya pembangkit listrik pertama dan terbesar di Indonesia yang menggunakan teknologi boiler Ultra Super Critical (USC) yang lebih efisien dan diklaim menghasilkan emisi yang lebih rendah.
Foto berikut ini menunjukkan pemandangan hutan bakau di sekitar PLTU Jawa 7 di Serang, Provinsi Banten, yang memiliki luas 17 hektare dan menjadi rumah bagi ribuan burung pemakan ikan serta satwa liar. Hutan ini adalah salah satu hasil kerja sama konservasi hutan bakau dari upaya bersama perusahaan Indonesia-China. (Xinhua)
Perusahaan tersebut telah merencanakan konservasi hutan bakau sejak masa prakonstruksi PLTU Jawa 7 beberapa tahun silam. "Karena kami tahu fungsinya (hutan bakau) akan besar untuk ke depannya," ujar Direktur General Affairs SGPJB Doddy Nafiudin.
Perusahaan itu juga meluncurkan program penanaman kembali ribuan pohon bakau yang salah satunya dilakukan pada 2022 lalu, sehingga total luas hutan bisa meningkat hingga belasan hektare. Hal ini memberi manfaat bagi masyarakat sekitar, khususnya nelayan, karena ekosistem ikan dan laut dapat terlindungi dengan semakin banyaknya pohon bakau.
Sejumlah upaya untuk melindungi hutan bakau juga dilakukan mulai dari level manajemen, seperti memberikan sanksi dan penghargaan kepada karyawan terkait pemeliharaan bakau, serta membentuk struktur organisasi khusus untuk menyusun kebijakan hingga proses pengawasan. Setiap tahun, perusahaan tersebut juga mengundang para pakar untuk melakukan survei hutan bakau dan membantu menyusun rencana konservasi berdasarkan sains.
Proyek pelestarian bakau ini telah mengantongi berbagai penghargaan, mulai dari penghargaan PROPER Biru Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia selama dua tahun berturut-turut pada 2022 dan 2023 hingga penghargaan China National Quality Engineering Award 2023.
Doddy menegaskan kembali komitmen perusahaan tersebut untuk mendukung konservasi bakau, termasuk di luar kawasan PLTU Jawa 7. Di samping itu, perusahaan tersebut juga terus melakukan penghijauan di kawasan daratan sekitar PLTU melalui penanaman pohon, serta meluncurkan program pemberdayaan ekonomi lokal.
PLTU Jawa 7 dibangun oleh PT SGPJB, perusahaan patungan antara China Energy Investment Group dan anak perusahaan PLN, PT PLN Nusantara Renewables, yang mulai beroperasi pada akhir 2019. Selesai