BEIJING, 4 Juni (Xinhua) -- China sangat berharap Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian di Ukraina tidak akan berubah menjadi ajang yang digunakan untuk menciptakan konfrontasi blok, kata Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri China Mao Ning pada Senin (3/6).
Mao menyampaikan pernyataan tersebut dalam konferensi pers rutin untuk menanggapi pertanyaan media. China mengatakan secara terbuka pada pekan lalu bahwa pihaknya tidak akan menghadiri KTT Perdamaian di Ukraina yang diselenggarakan oleh Swiss. Beberapa pihak meyakini bahwa tidak hadirnya China di KTT ini menandakan bahwa China tidak mendukung Swiss dan Ukraina dalam penyelenggaraan KTT ini, serta bahwa China tidak mendukung perdamaian dan berpihak pada Rusia yang bertentangan dengan Ukraina.
Mao mengatakan bahwa China percaya semua upaya yang kondusif bagi penyelesaian krisis secara damai harus didukung.
"Kami sangat memprioritaskan penyelenggaraan KTT Perdamaian di Ukraina oleh Swiss sejak awal dan telah menjalin komunikasi erat dengan Swiss, Ukraina, serta pihak-pihak terkait lainnya dalam hal ini," imbuhnya.
China telah berulang kali menekankan bahwa konferensi perdamaian internasional tersebut harus memenuhi tiga elemen penting, yakni pengakuan dari Rusia dan Ukraina, partisipasi yang setara dari semua pihak, dan diskusi yang adil mengenai semua rencana perdamaian, kata Mao, seraya menambahkan bahwa sejauh yang diketahui oleh China, pertemuan tersebut tampaknya belum memenuhi ketiga elemen ini dan itulah alasan mengapa China tidak dapat ambil bagian dalam pertemuan tersebut.
Mao menekankan bahwa posisi China mengenai konferensi perdamaian tersebut bersifat adil dan jujur.
"Posisi kami tidak menyasar pihak mana pun dan tentu saja tidak (menyasar) KTT khusus ini. Keputusan China terkait partisipasi murni didasarkan pada penilaian kami terhadap pertemuan itu sendiri, dan kami yakin pihak-pihak terkait dapat memahami posisi kami," ujarnya.
Apakah suatu negara mendukung perdamaian atau tidak sebaiknya tidak dinilai oleh negara tertentu atau berdasarkan pertemuan tertentu, kata Mao. Tidak menghadiri KTT tersebut bukan berarti tidak mendukung perdamaian, dan untuk negara-negara tertentu, bahkan jika mereka berpartisipasi, mereka belum tentu dengan sepenuh hati ingin konflik tersebut berakhir, imbuhnya.
Mao mengatakan bahwa hal yang penting adalah tindakan seperti apa yang diambil, dan apa yang telah terjadi menunjukkan bahwa China telah berkomitmen secara tegas dan aktif untuk mendorong perundingan perdamaian.
Lebih lanjut dikatakan Mao, China tidak pernah berdiam diri atau memperkeruh situasi, apalagi mengambil keuntungan dari konflik tersebut.
"Sebaliknya, kami justru bekerja tanpa henti untuk mewujudkan gencatan senjata, dan hal ini telah mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk Rusia dan Ukraina," imbuh sang jubir. Selesai