JUDUL: Lebih dari 50 orang meninggal akibat sengatan panas di India
SHOOTING TIME: Dokumentasi
DATELINE: 3 Juni 2024
DURASI: 00:01:25
LOKASI: New Delhi
KATEGORI: CUACA
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan gerbang India
2. STANDUP (Bahasa Inggris): DEEPAK PRAKASH, Reporter Xinhua
3. Berbagai cuplikan warga India bekerja di tengah gelombang panas ekstrem
STORYLINE:
STANDUP (Bahasa Inggris): DEEPAK PRAKASH, Reporter Xinhua
"Gelombang panas yang menyengat melanda berbagai wilayah di India selama beberapa pekan terakhir, menyebabkan masalah yang signifikan. India bagian timur, tengah, dan utara merupakan wilayah yang paling parah terkena dampaknya, dengan lebih dari 50 orang meninggal akibat sengatan panas (heatstroke) dalam beberapa hari terakhir.
Selama beberapa hari terakhir, suhu udara di India melonjak hingga hampir menyentuh 53 derajat Celsius. Menurut Departemen Meteorologi India (India Meteorological Department/IMD), angka tersebut sekitar 8-10 derajat Celsius di atas suhu normal negara tersebut pada periode waktu ini dalam setahun.
Cuaca panas yang ekstrem membuat fasilitas kesehatan kewalahan, karena banyak orang menderita penyakit yang berhubungan dengan panas.
Pihak berwenang telah mengeluarkan anjuran bagi warga untuk mengambil tindakan pencegahan, seperti tetap berada di dalam ruangan saat tengah hari, minum banyak air, dan menghindari aktivitas berat. Beberapa negara bagian menutup sekolah untuk sementara waktu dan menunda acara-acara publik guna melindungi masyarakat dari panas ekstrem.
IMD telah mengeluarkan peringatan gelombang panas dahsyat untuk banyak negara bagian di negara tersebut, mendesak warga agar tetap waspada dan menghindari paparan panas.
Gelombang panas menimbulkan kekhawatiran terkait dampak perubahan iklim terhadap pola cuaca di India. Hal itu menyoroti kebutuhan mendesak akan solusi yang berkelanjutan untuk melawan kenaikan suhu. Di saat India menghadapi dampak langsung dari cuaca ekstrem ini, makin banyak seruan bermunculan yang mendesak strategi jangka panjang dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut."
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari New Delhi.
(XHTV)