Wang Xiuzhen (kanan), Kepala Pengembangan Pertanian Youxuan Fujian, membantu sejumlah petani menjual buah markisa melalui siaran langsung daring (livestreaming) di pusat pembudidayaan bibit markisa di wilayah Wuping, Longyan, Provinsi Fujian, China timur, pada 26 Agustus 2023. (Xinhua)
FUZHOU, 2 Juni (Xinhua) -- Pada awal musim panas, Luo Qiliang senang melihat kebunnya begitu subur, dengan sulur-sulur tanaman markisa menghasilkan dedaunan yang lebat dan merambat ke terali.
Ini adalah tahun kedelapan Luo menanam markisa di daerah asalnya, wilayah Wuping di Kota Longyan, Provinsi Fujian, China timur. "Saya menanam markisa di lahan seluas lebih dari 60 mu (4 hektare), dengan rata-rata keuntungan sekitar 15.000 yuan (1 yuan = Rp2.243) atau sekitar 2.110,06 dolar AS (1 dolar AS = Rp16.251) per 1 mu (1 mu = 0,06 hektare) tahun lalu," ungkapnya.
Terletak di daerah pegunungan, Wuping memiliki kurang dari 1 mu lahan subur per kapita, dan petani lokal sebelumnya mencari nafkah dengan membudidayakan tanaman komersial serta beternak babi.
Namun, peternakan babi skala kecil memicu pencemaran di sungai-sungai di sekitar wilayah itu. Pada 2014, pemerintah setempat mendorong para peternak untuk beralih ke budi daya buah markisa.
Iklim di Wuping, dengan sinar matahari yang melimpah dan curah hujan yang tinggi, cocok untuk menanam markisa emas, varietas yang populer di pasaran, menurut Lin Wenming dari biro pertanian dan urusan pedesaan di wilayah tersebut.
"Jadi, kami membantu para petani untuk mengunjungi daerah-daerah penghasil buah markisa, seperti Guangxi dan Hainan, kemudian mulai menanam buah markisa," tutur Lin
Wang Xiuzhen (kanan), Kepala Pengembangan Pertanian Youxuan Fujian, membimbing seorang petani mencangkok bibit markisa di wilayah Wuping, Longyan, Provinsi Fujian, China timur, pada 5 April 2023. (Xinhua)
Buah markisa dari Wuping memiliki kualitas yang tinggi dan terbukti populer di pasaran, fakta yang mendorong pesatnya pengembangan industri itu di wilayah tersebut. Delapan basis budi daya bibit terstandar telah dibangun di wilayah itu, bersama dengan lebih dari 30 pusat pemrosesan buah-buahan, membentuk rantai industri yang lengkap.
Pada 2023, luas lahan penanaman markisa di wilayah itu mencapai 1.920 hektare dengan output 35.000 ton.
"Sungai ini dahulu sangat kotor dan berbau, namun sekarang menjadi jernih," kata Lin, seraya menekankan bahwa hal ini merupakan hasil dari pengembangan industri yang sejalan dengan kondisi setempat.
Industri markisa di Wuping juga memanfaatkan gelombang e-commerce. Menurut Wang Xiuzhen selaku kepala Pengembangan Pertanian Youxuan Fujian, sebuah perusahaan lokal yang mengkhususkan diri dalam penanaman dan penjualan buah markisa, perusahaan tersebut mencatat bahwa pesanan buah markisa di platform e-commerce Alibaba, raksasa e-commerce China, melampaui angka 200.000 dalam sehari tahun lalu, yang merupakan rekor tertinggi.
Menurut Wang, perusahaan tersebut juga telah memperkenalkan lebih banyak lini produksi untuk menghasilkan produk tambahan, seperti buah markisa kering dan yoghurt markisa. "Buah markisa dapat dijadikan pakan biologis dan juga memiliki nilai pengobatan, menunjukkan potensi pasarnya yang sangat besar," imbuh Wang.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah daerah telah melakukan upaya untuk mempromosikan citra merek "markisa Wuping" dengan memantau proses produksi guna menjamin kualitas. Berbagai acara terkait telah diselenggarakan untuk meningkatkan pariwisata lokal, mendorong pengembangan terpadu industri primer, sekunder, dan tersier. Selesai