Foto dari udara yang diabadikan menggunakan drone pada 17 April 2024 ini menunjukkan dua rangkaian kereta electric multiple unit (EMU) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Stasiun Tegalluar di Bandung, Provinsi Jawa Barat. KCJB dibangun dan dikelola oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), sebuah konsorsium perusahaan patungan antara badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia dan China. (Xinhua/Xu Qin)
China menyerukan agar negara-negara di kawasan Asia-Pasifik bertindak dengan rasa tanggung jawab, kredibilitas, dan ketulusan yang tinggi guna mencapai hasil yang saling menguntungkan demi mewujudkan perdamaian abadi dan kemakmuran bersama di kawasan tersebut.
SINGAPURA, 3 Juni (Xinhua) -- Menteri Pertahanan (Menhan) China Dong Jun pada Minggu (2/6) menyerukan lanskap keamanan regional yang menampilkan partisipasi setara, non-konfrontasi, dan komunikasi jujur untuk mengonsolidasikan peran Asia-Pasifik sebagai jangkar pembangunan dan stabilitas global dalam Dialog Shangri-La ke-21.
"Kami siap bekerja sama dengan Anda semua untuk membangun komunitas Asia-Pasifik dengan masa depan bersama, serta berbagi manfaat keamanan dan pembangunan," kata Dong.
KEAMANAN BERSAMA
Dalam menghadapi berbagai tantangan keamanan bersama, tidak ada negara yang tidak terdampak, dan salah satu penyebab mendasar dari perang dan konflik yang saat ini sedang berlangsung adalah masalah keamanan di beberapa negara yang telah lama diabaikan, ujar Dong.
China telah mendorong penanganan positif untuk konflik Israel-Palestina dengan cara yang konstruktif di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan dalam skala global, kata Muhammad Syaroni Rofii, seorang dosen di Fakultas Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia.
"Pendekatan alternatif ini diterima oleh banyak orang di seluruh dunia. Dan inilah saatnya bagi sebagian masyarakat Barat untuk menyingkirkan standar ganda mereka," tutur sang cendekiawan.
Dengan Inisiatif Keamanan Global (Global Security Initiative) yang menampilkan keamanan bersama yang komprehensif, kooperatif, dan berkelanjutan, China telah memberikan kontribusi dalam mengatasi berbagai konflik.
China akan selalu menjunjung tinggi keadilan bagi negara-negara berkembang lainnya dan menciptakan lebih banyak peluang bagi mereka untuk terlibat dalam tata kelola keamanan atas dasar kesetaraan, ungkap Dong.
KEAMANAN MENDORONG KEMAKMURAN
Lingkungan yang stabil penting bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik, kata para analis.
Para pelaku ekonomi dapat memanfaatkan perdamaian dan stabilitas untuk kerja sama global, yang membantu membangun koneksi global dan mempercepat rantai nilai global, ujar Rofii.
Selama 40 tahun terakhir, Asia-Pasifik telah menjadi kawasan paling damai di dunia dan mencapai pertumbuhan luar biasa, ungkap Zhang Chi, seorang associate professor di Universitas Pertahanan Nasional China.
"Sebagian besar negara Asia-Pasifik mematuhi Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai serta mengatasi perbedaan dan konflik mereka melalui dialog dan konsultasi, sehingga dapat menjaga stabilitas dan kemakmuran," ujar Zhang kepada Xinhua.
Dalam pidatonya, Dong menyerukan agar negara-negara di kawasan Asia-Pasifik bertindak dengan rasa tanggung jawab, kredibilitas, dan ketulusan yang tinggi guna mencapai hasil yang saling menguntungkan demi mewujudkan perdamaian abadi dan kemakmuran bersama di kawasan tersebut.
"Stabilitas dan kemakmuran yang dicapai dengan susah payah di Asia-Pasifik ini berkat visi dan upaya bersama masyarakat kita. Kita tidak akan membiarkan negara atau kekuatan apa pun menciptakan konflik dan kekacauan di kawasan kita," kata Dong.
Foto dari udara yang diabadikan menggunakan drone pada 13 Mei 2024 ini menunjukkan kapal "China Coast Guard (CCG) 3502" sedang melakukan pengisian ulang sumber daya untuk kapal lain di Laut China Selatan. CCG melakukan pelatihan rutin selama operasi perlindungan hak dan penegakan hukum di perairan Huangyan Dao. (Xinhua/Wang Yuguo)
MENOLAK CAMPUR TANGAN EKSTERNAL
Dengan membentuk kelompok-kelompok kecil, beberapa kekuatan eksternal melemahkan sentralitas ASEAN dan membawa faktor-faktor yang tidak stabil bagi perdamaian dan pembangunan regional.
Dalam Dialog Shangri-La, delegasi China berulang kali memperingatkan bahwa tindakan semacam itu akan membahayakan keamanan dan stabilitas di Laut China Selatan, dan pada akhirnya menjadi bumerang.
"Masalah ini hanya dapat diselesaikan dalam kerangka kerja ASEAN. Karena ASEAN dan China telah sepakat bernegosiasi mengenai kode etik, lebih banyak upaya harus difokuskan untuk segera merampungkan negosiasi tersebut," ucap Lee Pei May, seorang pakar politik di Universitas Islam Internasional Malaysia.
Anna Malindog-Uy, wakil presiden wadah pemikir (think tank) Asian Century Philippines Strategic Studies Institute yang berbasis di Manila, mengamini pendapat itu, seraya menekankan bahwa kekuatan eksternal dapat meningkatkan risiko meruncingnya ketegangan di Laut China Selatan.
China senantiasa percaya bahwa negara-negara harus menjunjung tinggi multilateralisme sejati dalam menangani urusan keamanan regional, dan arsitektur kerja sama keamanan regional yang berpusat pada ASEAN diakui secara luas sebagai arsitektur yang layak serta efektif, papar Dong dalam pidatonya.
"Militer China akan mengambil pendekatan yang lebih terbuka dan bekerja sama dengan militer di negara-negara kawasan ini guna membangun kemitraan keamanan jenis baru yang bercirikan kesetaraan, rasa saling percaya, dan kerja sama yang saling menguntungkan," imbuh Dong. Selesai