Foto yang diabadikan pada 18 Agustus 2022 ini menunjukkan kereta penumpang listrik cepat, yang dipesan khusus untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), sedang dimuat ke sebuah kapal di Pelabuhan Qingdao di Provinsi Shandong, China timur. (Xinhua/Jiang Chao)
BEIJING, 28 September (Xinhua) -- Nilai investasi langsung keluar (outbound direct investment/ODI) China pada 2022 menempati urutan kedua di dunia dengan nilai 163,12 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.464), menyumbang lebih dari 10 persen dari total ODI global selama tujuh tahun berturut-turut, tunjuk data resmi pada Kamis (28/9).
Hingga akhir tahun lalu, ODI China mencapai 2,75 triliun dolar AS, mempertahankan posisinya di antara tiga besar dunia selama enam tahun berturut-turut, menurut laporan yang dirilis bersama oleh Kementerian Perdagangan China, Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China, dan Administrasi Valuta Asing Negara (State Administration of Foreign Exchange/SAFE) China.
Tahun lalu, ODI disalurkan ke berbagai jenis industri, ungkap data tersebut. Sektor-sektor termasuk penyewaan dan layanan komersial, manufaktur, keuangan, grosir dan retail, pertambangan dan transportasi masing-masing mencatatkan total investasi di atas 10 miliar dolar AS.
Hingga akhir 2022, investor dari China Daratan mendirikan 47.000 perusahaan di 190 negara dan kawasan di enam benua, dengan 16.000 di antaranya berada di negara-negara peserta pembangunan bersama Sabuk dan Jalur Sutra, menurut laporan tersebut.
ODI China telah berkontribusi pada pembangunan ekonomi negara dan kawasan tuan rumah. Perusahaan-perusahaan yang mendapat investasi China di luar negeri mempekerjakan hampir 2,5 juta karyawan asing hingga akhir tahun lalu, dan membayar pajak sebesar 75 miliar dolar AS di wilayah operasional mereka pada 2022, urai data itu. Sementara itu, pendapatan penjualan perusahaan nonkeuangan yang beroperasi di luar negeri melonjak 14,4 persen menjadi 3,5 triliun dolar AS pada tahun lalu. Selesai