JUDUL: Menengok keajaiban hijau di gurun terluas China
DATELINE: 25 September 2023
DURASI: 00:02:47
LOKASI: URUMQI, China
KATEGORI: LINGKUNGAN
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan Kekeya
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Mandarin): XIE FUPING, Mantan ketua Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) di Prefektur Aksu, Xinjiang, China
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Mandarin): IMAM MEMET, Mantan kepala dinas kehutanan Kekeya
4. SOUNDBITE 3 (Bahasa Mandarin): IMAM MEMET, Mantan kepala dinas kehutanan Kekeya
5. SOUNDBITE 4 (Bahasa Mandarin): SONG JIANJIANG, Staf dinas kehutanan Kekeya
STORYLINE:
Membentang di area seluas 337.000 kilometer persegi, yang hampir menyamai luas wilayah Jerman, Taklimakan merupakan gurun terluas di China dan dikenal sebagai "Laut Kematian" (Sea of Death).
Kekeya terletak di tepi sebelah utara Gurun Taklimakan. Karena lokasi geologisnya yang buruk, Kekeya dahulu dikenal dengan kondisi cuacanya yang intens dan badai pasir tiada henti.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Mandarin): XIE FUPING, Mantan ketua CPC di Prefektur Aksu, Xinjiang, China
"(Sebelum tahun 1980-an,) begitu angin kencang bertiup, seluruh wilayah Kota Aksu menguning, dan langit tiba-tiba menjadi gelap. Saat bekerja di Aksu, saya berpikir jika kita bisa menanam pohon di sekeliling kota ini, kehidupan masyarakat akan menjadi lebih mudah."
Pada 1986, sebuah tim yang beranggotakan lebih dari 250 orang menyelesaikan tugas membangun parit antibocor sepanjang 16,8 kilometer di Kekeya hanya dalam waktu empat bulan guna memastikan pasokan air yang stabil untuk irigasi.
Pepohonan kemudian ditanam dan dilindungi dengan hati-hati.
SOUNDBITE 2 (Bahasa Mandarin): IMAM MEMET, Mantan kepala dinas kehutanan Kekeya
"Pohon-pohon ini ditanam oleh masyarakat dari semua kelompok etnis di (Prefektur) Aksu. Saya bertugas merawatnya."
Berkat upaya tiada henti dari para sukarelawan dan jagawana hutan, sekitar 80.000 hektare hutan ditanami mulai tahun 1986 hingga 2020 sebagai bagian dari proyek tersebut.
Hari-hari berdebu di Kota Aksu, kota besar di sebelah Kekeya, menurun tajam dari sekitar 100 hari pada 1980 menjadi sekitar 30 hari pada 2022.
SOUNDBITE 3 (Bahasa Mandarin): IMAM MEMET, Mantan kepala dinas kehutanan Kekeya
"'Tembok Besar' hijau perlahan-lahan terbentuk dan berkembang."
SOUNDBITE 4 (Bahasa Mandarin): SONG JIANJIANG, Staf dinas kehutanan Kekeya
"Saya paling menyukai musim panas dan musim gugur. Melihat keteduhan pepohonan di musim panas, saya merasa bahwa kesulitan dan penderitaan yang kami alami saat proses penanaman pohon-pohon itu tidak sia-sia. Melihat buah-buahan yang melimpah di musim gugur, saya merasa sangat nyaman, bersyukur, dan bangga."
Saat ini, lebih dari 86 persen pohon dalam proyek aforestasi Kekeya menghasilkan manfaat ekonomi.
Di Prefektur Aksu, total area yang disiapkan untuk tanaman buah-buahan mencapai 300.000 hektare pada 2022. Rata-rata pendapatan petani dari buah-buahan melampaui 5.500 yuan (1 yuan = Rp2.114) pada 2022, yang mencakup 26,25 persen dari pendapatan tahunan mereka.
Buah apel Aksu yang manis dan segar berair kini telah menjadi produk pertanian ikonis Xinjiang.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Urumqi, China.
(XHTV)