Kereta penumpang Lane Xang dari Jalur Kereta China-Laos melintasi sebuah pusat pemeliharaan di Luang Prabang, Laos, pada 30 Maret 2023.
Oleh penulis Xinhua Zheng Bofei
BEIJING, 27 September (Xinhua) -- Menghadapi berbagai krisis dan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, umat manusia saat ini membutuhkan kebijaksanaan dan aksi untuk mengatasinya demi kehidupan yang lebih baik.
Satu dasawarsa setelah Presiden China Xi Jinping mengusulkan untuk membangun sebuah komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, konsep tersebut telah mendapatkan semakin banyak pengakuan dan diwujudkan dalam aksi nyata. Konsep itu memberikan pencerahan bagi dunia dalam mencari cara untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Visi tersebut selaras dengan tren global yang ada, senada dengan seruan untuk kerja sama internasional, dan berkontribusi pada tatanan global yang lebih adil dan merata. Yang terpenting, visi ini melampaui pola pikir politik blok eksklusif dan gagasan "siapa kuat, dia yang benar". Visi ini mencerminkan aspirasi bersama masyarakat dari semua negara untuk mencapai perdamaian, pembangunan, dan stabilitas, serta telah menjadi tujuan utama diplomasi negara besar China di era baru.
Hal ini tidak berarti bahwa sistem internasional yang ada saat ini harus dihapus atau dimulai dari awal. Sebaliknya, ini berarti mempromosikan demokrasi yang lebih besar dalam hubungan internasional dan membuat tata kelola global yang lebih adil dan merata. Umat manusia harus terlibat dalam kerja sama global yang komprehensif. Hanya ketika bangsa-bangsa bekerja secara kolektif, menyelaraskan kepentingan individu dengan kepentingan bersama, barulah kita dapat menavigasi krisis yang membayangi kita dan berlayar menuju masa depan yang lebih cerah.
Selama satu dasawarsa terakhir, China telah menyumbangkan kekuatannya untuk membangun sebuah komunitas global masa depan bersama dengan keyakinan yang kuat dan aksi yang solid, seperti mempromosikan kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra yang berkualitas tinggi, mengimplementasikan Inisiatif Pembangunan Global, Inisiatif Keamanan Global, dan Inisiatif Peradaban Global, serta mengusulkan berbagai inisiatif regional dan bilateral untuk membangun komunitas masa depan bersama.
Hingga Juli 2023, lebih dari tiga perempat negara di dunia dan lebih dari 30 organisasi internasional telah menandatangani perjanjian kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra dengan China. Para peserta pembangunan bersama Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) bersama-sama memajukan konektivitas infrastruktur, konektivitas perdagangan, dan konektivitas antarmasyarakat. Menurut Belt and Road Economics, sebuah laporan yang dirilis oleh Bank Dunia, ketika diimplementasikan secara penuh, BRI akan meningkatkan perdagangan di antara negara-negara peserta pembangunan bersama BRI sebesar 4,1 persen. Pada 2030 mendatang, BRI akan menghasilkan pendapatan global tahunan sebesar 1,6 triliun dolar AS.
Di tingkat bilateral dan multilateral, China telah membangun komunitas dengan masa depan bersama dengan jumlah mitra yang terus bertambah, dalam berbagai bentuk. Inisiatif Pembangunan Global dan Inisiatif Keamanan Global mendapatkan dukungan dari 100 lebih negara, dan Inisiatif Peradaban Global juga mendapatkan umpan balik yang positif.
Membangun sebuah komunitas global dengan masa depan bersama membutuhkan upaya kolektif, dan tentu saja akan memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam upaya ini. Selesai