Foto yang diabadikan pada 20 November 2020 ini menunjukkan rak-rak barang retail yang nyaris kosong di toko Target di Los Angeles, Amerika Serikat. (Xinhua)
Kejahatan retail yang terorganisir kian memburuk dan akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan tersebut senilai 500 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.510) lebih banyak akibat barang yang hilang dan dicuri pada tahun ini dibandingkan tahun lalu.
WASHINGTON, 26 September (Xinhua) -- Raksasa retail Amerika Serikat (AS) Target pada Selasa (26/9) mengatakan bahwa pihaknya akan menutup sembilan toko di kota-kota besar di seluruh AS, menyusul adanya aksi kekerasan, pencurian, dan kejahatan retail yang terorganisir.
Perusahaan itu akan menutup satu toko di New York City, dua toko di Seattle, tiga toko di daerah San Francisco-Oakland, dan tiga toko di Portland, Oregon. Toko-toko tersebut akan ditutup secara permanen pada 21 Oktober mendatang, menurut CNBC.
"Kami tidak dapat terus mengoperasikan toko-toko ini karena pencurian dan kejahatan retail yang terorganisir mengancam keselamatan tim dan pelanggan kami, serta berkontribusi pada kinerja bisnis yang tidak berkelanjutan," kata Target dalam sebuah siaran pers.
Berkantor pusat di Minneapolis, Minnesota, peritel barang dagangan umum itu memiliki toko di seluruh 50 negara bagian AS dan District of Columbia, dengan total hampir 2.000 toko di seantero negara tersebut. Perusahaan itu membukukan total pendapatan senilai 109 miliar dolar AS pada 2022.
Target pada Mei lalu mengatakan bahwa kejahatan retail yang terorganisir kian memburuk dan akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan tersebut senilai 500 juta dolar AS lebih banyak akibat barang yang hilang dan dicuri pada tahun ini dibandingkan tahun lalu.
Perusahaan retail lainnya, seperti Walmart, Best Buy, dan Home Depot juga telah angkat bicara terkait masalah ini. Selesai