* Asian Games ke-19 resmi dibuka pada Sabtu (23/9) dengan sebuah upacara yang merayakan kedalaman budaya dan sejarah China.
* Hangzhou merupakan kota ketiga di China yang menjadi tuan rumah Asian Games, setelah Beijing pada 1990 dan Guangzhou pada 2010.
* Mulai 23 September hingga 8 Oktober, sekitar 12.500 atlet dari 45 negara dan kawasan akan bertanding di 40 cabang olahraga, 61 nomor pertandingan, dan 481 pertandingan.
HANGZHOU, 23 September (Xinhua) -- Asian Games ke-19 yang begitu dinantikan resmi dibuka di Hangzhou pada Sabtu (23/9) malam waktu setempat, menyuguhkan pertunjukan memukau yang merayakan kedalaman budaya dan sejarah China serta menekankan persatuan dalam keberagaman.
Pada pukul 21.16 waktu Beijing atau 20.16 WIB, Presiden China Xi Jinping menyatakan bahwa Asian Games telah dibuka di Hangzhou Olympic Sports Center. Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara dan pejabat internasional.
Asian Games Hangzhou, yang mengalami penundaan selama satu tahun akibat pandemi COVID-19, merupakan kali ketiga China menjadi tuan rumah Asian Games, setelah Beijing pada 1990 dan Guangzhou pada 2010.
PEMBUKAAN RAYA
Pembukaan resmi Asian Games Hangzhou bertepatan dengan Ekuinoks Musim Gugur, satu dari 24 posisi matahari di kalender lunar tradisional China, yang melambangkan panen dan reuni dalam budaya China.
Sosok pembawa obor digital menyalakan kaldron dalam upacara pembukaan Asian Games Hangzhou pada 23 September 2023. (Xinhua/Liu Xu)
Mengusung tema 'Gelombang Pasang di Asia' (Tides Surging in Asia), air memainkan peran sentral dalam pertunjukan budaya itu. Air melambangkan kenangan akan Sungai Qiantang, antusiasme olahraga, semangat Zhejiang, dan denyut zaman, menggambarkan hubungan antara China, Asia, dan dunia yang lebih luas.
Upacara pembukaan itu mencapai puncaknya dengan upacara penyalaan kaldron digital yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dengan jutaan pembawa obor mengubah api digital menjadi sosok manusia digital di Sungai Qiantang sebelum sosok itu menyalakan kaldron api bersama juara Olimpiade dari cabang olahraga (cabor) renang, Wang Shun, yang merupakan atlet terakhir dari enam atlet yang menyalakan api secara fisik di dalam stadion itu.
Menara kaldron api utama terdiri dari 19 kolom berbeda yang disusun dalam formasi "gelombang," mewakili 19 edisi Asian Games.
Pembawa bendera kontingen China Yang Liwei (kiri) dan Qin Haiyang berpawai memasuki Hangzhou Olympic Sports Center Stadium. (Xinhua/Zhan Yan)
Sebelum pertunjukan budaya, para atlet masuk ke stadion berdasarkan urutan abjad nama Komite Olimpiade negara atau kawasan mereka. Kapten tim bola basket wanita Yang Liwei dan juara dunia renang Qin Haiyang dari China membawa bendera nasional negara mereka dalam parade kontingen atlet. Para penonton di stadion pun berdiri dan bersorak saat kontingen China masuk.
Raja Randhir Singh, Pelaksana Tugas Presiden Dewan Olimpiade Asia (Olympic Council of Asia/OCA), mengucapkan terima kasih kepada pihak penyelenggara dari China dalam pidatonya.
"Anda telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam mempersiapkan Asian Games. Penundaan selama satu tahun akibat pandemi belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah OCA, tetapi kesungguhan dan tekad Anda akan membuahkan hasil selama 16 hari ke depan dan Anda akan menghadirkan Asian Games termegah dan tersukses yang pernah ada," ujar Singh.
Digelar mulai 23 September hingga 8 Oktober, Asian Games Hangzhou akan menampilkan 40 cabor, 61 nomor, dan 481 pertandingan. Tuan rumah China menjadi negara yang mengirimkan atlet terbanyak dengan 886 atlet yang akan berkompetisi di 407 nomor pertandingan.
Raja Randhir Singh, Pelaksana Tugas Presiden Dewan Olimpiade Asia (Olympic Council of Asia/OCA), berpidato pada upacara pembukaan Asian Games ke-19. (Xinhua/Huang Zongzhi)
Hal lain yang juga menjadi sorotan adalah ditampilkannya sejumlah bangunan ikonik dari berbagai kawasan dan negara Asia pada layar LED vertikal, menyampaikan pesan tentang koeksistensi dan harmoni.
PESTA OLAHRAGA RAMAH LINGKUNGAN DAN CERDAS
Selama delapan tahun terakhir, pihak penyelenggara selalu memprioritaskan penyelenggaraan pesta olahraga yang ramah lingkungan dan pintar.
Contoh utama dari fokus keberlanjutan mereka adalah Shaoxing Keqiao Yangshan Rock Climbing Center, sebuah venue yang merupakan hasil pembangunan kembali dari sebuah tambang yang telah ditinggalkan.
Dari 56 venue kompetisi Asian Games dan Asian Para Games Hangzhou, hanya ada 12 venue yang baru dibangun, sementara sisanya merupakan hasil renovasi atau pembangunan sementara.
Meskipun mengalami penundaan selama satu tahun, seluruh venue tersebut sudah digunakan. Menurut Komite Penyelenggara Asian Games Hangzhou (Hangzhou Asian Games Organizing Committee/HAGOC), sejak Mei 2022, semua venue yang tersedia telah menerima 10 juta kunjungan, memungkinkan masyarakat untuk melakukan aktivitas kebugaran di fasilitas-fasilitas terbaik ini.
Foto dari udara yang diabadikan pada 28 Maret 2022 ini memperlihatkan pemandangan Chun'an Jieshou Sports Centre Velodrome, salah satu venue Asian Games Hangzhou. (Xinhua/Zhou Hengzhong)
"Terlepas dari penundaan itu, semua venue kami tetap terbuka untuk umum, memberikan manfaat bagi masyarakat setempat," kata Chen Weiqiang, Deputi Sekretaris Jenderal HAGOC.
Sebagian besar venue tersebut menggunakan listrik ramah lingkungan, sejalan dengan target Hangzhou untuk menjadi tuan rumah Asian Games yang netral karbon. Sebagian listrik berasal dari energi fotovoltaik dari sejumlah daerah seperti Cekungan Qaidam di Provinsi Qinghai dan Jiayu Pass di Provinsi Gansu, sementara yang lain menggunakan tenaga bayu dari sejumlah daerah termasuk Daerah Otonom Uighur Xinjiang.
Dalam sebuah keputusan penting, upacara pembukaan yang digelar pada Sabtu meniadakan pertunjukan kembang api tradisional. "Karena kami ingin mengurangi emisi karbon sebanyak mungkin, kami telah memutuskan untuk meniadakan pertunjukan kembang api," kata Sha Xiaolan, Chief Director upacara pembukaan Asian Games.
Para jurnalis mencoba Bus AR di Kampung Atlet Asian Games Hangzhou pada 12 September 2023. (Xinhua/Weng Xinyang)
Hangzhou, yang dikenal sebagai pusat perusahaan dan inovasi, menggunakan Asian Games untuk memamerkan berbagai teknologi canggihnya, termasuk mahadata, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dan realitas virtual (virtual reality/VR).
Layanan antar jemput swakemudi tersedia di beberapa venue kompetisi, dan teknologi 5G memperkaya pengalaman menonton pertandingan bagi para penonton.
Aspek yang menonjol dari inisiatif "Asian Games pintar" Hangzhou adalah program pembawa obor digital, yang memungkinkan semua pengguna ponsel pintar berpartisipasi dalam estafet obor.
Diluncurkan pada 15 Juni, estafet obor daring ini tidak hanya terbuka bagi warga China, tetapi juga bagi pengguna perangkat pintar dari 40 lebih negara Asia.
PESTA OLAHRAGA PERSAHABATAN DAN SOLIDARITAS
Dengan Olimpiade 2024 di Paris sudah semakin dekat, Asian Games Hangzhou berperan sebagai ajang pembuktian bagi para atlet papan atas Asia yang ingin meraih kesuksesan di ajang Olimpiade. Selain itu, 74 kuota Olimpiade diperebutkan di sembilan cabang olahraga, termasuk panahan dan tenis.
Kontingen Hong Kong China berpawai memasuki Hangzhou Olympic Sports Center Stadium saat upacara pembukaan Asian Games ke-19. (Xinhua/Cheng Min)
Alhasil, lebih dari 12.000 atlet berpartisipasi dalam Asian Games Hangzhou, mencetak rekor baru dalam sejarah Asian Games. Negara-negara besar seperti Jepang dan Korea Selatan, serta negara-negara yang lebih kecil seperti Mongolia, mengirim kontingen terbesar mereka ke Hangzhou dengan harapan bahwa mereka dapat menunjukkan keunggulan olahraga negara mereka.
Namun, bagi banyak orang, Asian Games bukan hanya sekadar ajang olahraga. Asian Games juga melambangkan persahabatan, solidaritas, dan kebanggaan nasional.
"Meskipun kami tahu betul bahwa misi kami untuk meraih medali di China tidak akan mudah, kami sesungguhnya mengejar kehormatan," kata atlet voli pantai Palestina, Abdullah Al-Arqan, kepada Xinhua.
Sentimen tersebut juga diungkapkan oleh atlet angkat besi Suriah, Man Asaad, yang meraih medali perunggu pada Olimpiade Tokyo 2020. "Situasi ekonomi kami memang sulit. Namun, itu membuat kami semakin berambisi untuk meraih dan menampilkan citra positif bagi negara dan rakyat kami," ujar Assad.
Bagi Muhammad Khalid Hotak, atlet Wushu asal Afghanistan berusia 32 tahun yang mulai menekuni olahraga itu pada usia 14 tahun, berkompetisi di China merupakan mimpi yang menjadi kenyataan.
Pembawa obor Shi Zhiyong (kiri) dan Li Lingwei ambil bagian dalam estafet terakhir pada upacara pembukaan Asian Games ke-19. (Xinhua/Liu Xu)
"Wushu mempromosikan perdamaian dan persahabatan antarmanusia. Saya telah bertanding melawan juara China sebanyak empat kali, dan ini merupakan pengalaman yang sangat berharga," kata Muhammad. "Saya akan bekerja lebih keras lagi demi meraih kesuksesan di kompetisi tingkat tinggi."
"Heart to Heart, @Future" adalah slogan Asian Games Hangzhou. Charoen Wattanasin, Wakil Presiden Komite Olimpiade Thailand, beranggapan bahwa slogan itu menyampaikan pentingnya interaksi yang tulus dan saling memahami, serta perjalanan abadi menuju masa depan.
Dia mendorong semua peserta Asian Games untuk maju ke arah yang benar dengan dipandu oleh prinsip ini, sambil menyongsong masa depan yang lebih cerah. Selesai