Seorang pedagang menunggu pelanggan di sebuah pasar di Vientiane, Laos, pada 9 Januari 2023. (Xinhua/Tamon Huengmeexay)
VIENTIANE, 22 September (Xinhua) -- Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk Laos pada 2023 menjadi 3,7 persen dari 4 persen yang diproyeksikan pada April lalu.
Pertumbuhan ekonomi di Laos diprediksi akan lebih lambat dari perkiraan akibat dampak dari bencana banjir baru-baru ini, tekanan makroekonomi yang muncul dari utang publik yang tidak berkelanjutan (unsustainable debt) dan lemahnya mata uang kip Laos, menurut laporan terbaru yang dirilis pada Rabu (20/9) dari situs web ADB.
Menurut ADB, proyeksi pertumbuhan untuk 2024 dipertahankan di angka 4 persen. Inflasi diproyeksikan akan tetap tinggi hingga akhir tahun, mengangkat rata-rata inflasi tahunan menjadi 28 persen.
Kenaikan harga pangan memengaruhi daya beli rumah tangga. Manajemen makroekonomi yang baik, termasuk koordinasi yang lebih kuat di seluruh kebijakan fiskal dan moneter, sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai tantangan ekonomi dan keuangan negara.
Salah satu tantangan utama bagi Laos adalah mengendalikan inflasi. Meski inflasi anjlok menjadi 25,88 persen pada Agustus, turun dari 27,8 persen pada Juli dan 28,64 persen pada Juni, angka ini merupakan salah satu yang tertinggi di kawasan. Lemahnya mata uang kip adalah salah satu faktor utama yang mendorong inflasi, menurut Biro Statistik Laos.
Inflasi harga konsumen masih tetap tinggi, setelah mencapai puncaknya di angka 41,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Februari sebelum secara bertahap turun ke angka 25,9 persen pada Agustus. Inflasi harga pangan tercatat lebih tinggi, dengan rata-rata 45,6 persen selama delapan bulan pertama 2023, karena makanan impor dan biaya produksi yang lebih tinggi dari input pertanian impor, menurut laporan ADB.
Namun, pertumbuhan di kawasan cukup menggembirakan pada paruh pertama 2023, didorong oleh permintaan domestik yang sehat dan dibukanya kembali China pascapandemi COVID-19.
Selain itu, rebound pariwisata, sektor jasa yang tangguh, transfer uang yang sehat ke kawasan itu, dan membaiknya kondisi keuangan telah membantu mendukung aktivitas ekonomi, menurut ADB. Selesai