Orang-orang mengunjungi ajang China-ASEAN Expo ke-20 yang diadakan di Nanning International Convention and Exhibition Center di Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, pada 17 September 2023. (Xinhua/Zhou Hua)
NANNING, 18 September (Xinhua) -- Para pemimpin negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang menghadiri China-ASEAN Expo ke-20 yang sedang berlangsung menyoroti beragam pencapaian dari kerja sama China-ASEAN dan menyatakan optimisme mereka perihal prospek pembangunan ekonomi China.
Perdana Menteri (PM) Vietnam Pham Minh Chinh menyatakan bahwa pertumbuhan China yang sangat pesat dan berkelanjutan dalam beberapa dekade terakhir telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan dan stabilitas ekonomi global, menjadikannya sebagai daya pendorong yang penting bagi ekonomi dunia.
Pham Minh Chinh menyatakan hal itu dalam upacara pembukaan pameran yang berlangsung di Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, tersebut.
"Negara-negara (anggota) ASEAN, termasuk Vietnam, selalu mengapresiasi dan sangat menghargai kontribusi penting China terhadap kerja sama dan kemakmuran bersama di kawasan itu," ujar PM Vietnam tersebut. Dia juga menyatakan bahwa China telah konsisten memainkan peran sebagai negara besar yang bertanggung jawab, bertindak sebagai stabilisator bagi kestabilan ekonomi regional.
Tahun ini menandai peringatan 10 tahun Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra dan 20 tahun China-ASEAN Expo. Data resmi menunjukkan bahwa volume perdagangan bilateral antara China dan ASEAN telah meningkat dari sekitar 100 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.373) pada 2004 menjadi 975,34 miliar dolar AS pada 2022. China telah menjadi mitra dagang terbesar blok ASEAN selama 14 tahun beruntun, sementara ASEAN telah menjadi mitra dagang terbesar China selama tiga tahun berturut-turut.
Di pameran itu, beberapa pemimpin menyuarakan komitmen mereka untuk semakin memperkuat kerja sama dengan China guna mendorong pembangunan negara mereka masing-masing dan integrasi ekonomi regional.
PM Laos Sonexay Siphandone menyatakan bahwa kerja sama infrastruktur Laos-China telah membuahkan hasil yang nyata, sembari menambahkan bahwa Jalur Kereta China-Laos, khususnya, tidak hanya memperkuat konektivitas antara Laos dan China, tetapi juga memfasilitasi pembangunan ekonomi, perdagangan, investasi, dan pariwisata di kawasan tersebut.
PM Malaysia Anwar Ibrahim menggarisbawahi hubungan ekonomi dan perdagangan yang kuat dan dinamis antara China dan ASEAN. Dia menyatakan bahwa China telah lama menjadi destinasi ekspor utama Malaysia, memperkirakan bahwa kerja sama praktis antara Malaysia dan China akan menjadi semakin kuat di masa mendatang.
PM Kamboja Hun Manet mengungkapkan bahwa hubungan yang erat antara ASEAN dan China menunjukkan keuntungan dari kerja sama multilateral yang ditingkatkan.
Di masa mendatang, ASEAN dan China perlu memperdalam kerja sama melalui keterbukaan pasar yang lebih besar, konektivitas yang diperkuat, dan ketahanan rantai pasokan yang ditingkatkan, ujar Hun Manet, sembari menambahkan bahwa peningkatan investasi dan kerja sama teknis diperlukan agar negara-negara berkembang dapat memetik manfaat dari perdagangan bebas dan multilateral. Selesai