Kereta penumpang Lane Xang dari Jalur Kereta China-Laos melintasi pusat pemeliharaan di Luang Prabang, Laos, pada 30 Maret 2023. (Xinhua/Zhou Xing)
NANNING, 17 September (Xinhua) -- Para pejabat ASEAN yang menghadiri China-ASEAN Expo ke-20 pada Minggu (17/9) menyerukan kelanjutan kerja sama dalam Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI), memuji kontribusi BRI terhadap perekonomian dan kerja sama regional.
Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone mengatakan bahwa Laos akan mempertahankan kerja sama yang erat dengan China dan anggota ASEAN lainnya, serta berkontribusi pada implementasi BRI.
Pernyataan itu disampaikan oleh Sonexay pada upacara pembukaan China-ASEAN Expo ke-20 di Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan.
Menurut Sonexay, kerja sama antara kedua negara di bidang infrastruktur telah membuahkan hasil-hasil praktis. Dia juga memuji Jalur Kereta Api China-Laos yang telah menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pertukaran personel, dan mempromosikan kerja sama antara China, Laos, dan negara-negara ASEAN lainnya.
Pada acara yang sama, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan bahwa BRI telah berperan penting dalam memperkuat hubungan regional, menyebut Kawasan Industri Kuantan Malaysia-China sebagai proyek BRI yang patut dicontoh.
Tahun ini menandai peringatan 10 tahun BRI dan 20 tahun China-ASEAN Expo. Selama satu dekade terakhir, BRI telah menciptakan perkembangan pesat infrastruktur di negara-negara ASEAN, dengan Jalur Kereta Api China-Laos, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan Pelabuhan Kuantan di Malaysia sebagai beberapa proyek unggulannya.
Pada pameran tersebut, para pejabat dan pengusaha memuji proyek-proyek BRI yang memfasilitasi perdagangan, investasi, dan kerja sama di kawasan, serta mendorong pemulihan ekonomi kawasan setelah diterpa pandemi.
Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh mengatakan bahwa Vietnam mendukung upaya memajukan konektivitas BRI guna mencapai kesejahteraan bersama.
Pham Minh Chinh memuji China karena memainkan perannya sebagai negara besar yang bertanggung jawab dan bertindak sebagai penstabil perekonomian regional. "Negara-negara ASEAN, termasuk Vietnam, selalu mengapresiasi dan menghargai kontribusi penting China terhadap kerja sama dan kesejahteraan bersama di kawasan," ujarnya.
Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Perdagangan Thailand Phumtham Wechayachai mengatakan bahwa Thailand menghargai upaya China untuk mendorong pembangunan berkelanjutan di kawasan.
Kebijakan pembangunan Thailand selaras dengan BRI dalam tujuannya mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan seimbang, kata Wechayachai, seraya mencatat bahwa dia mengharapkan perluasan kerja sama antara China dan Thailand di berbagai bidang.
Selama satu dekade sejak BRI diluncurkan, China telah menandatangani lebih dari 200 dokumen kerja sama dengan lebih dari 150 negara dan lebih dari 30 organisasi internasional, yang menghasilkan lebih dari 3.000 proyek kerja sama, menurut statistik resmi. Selesai