Foto dari udara yang diabadikan pada 28 Oktober 2022 ini memperlihatkan Jalan Bebas Hambatan Phnom Penh-Sihanoukville (PPSHV) di Provinsi Kampong Speu, Kamboja. (Xinhua/Jalan Bebas Hambatan PPSHV)
Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional dengan jelas menunjukkan keberhasilan multilateralisme dan komitmen tak tergoyahkan yang dibuat oleh kawasan Asia-Pasifik untuk mendorong perdagangan bebas, kata seorang pejabat Kamboja.
PHNOM PENH, 14 September (Xinhua) -- Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) memberikan banyak keuntungan bagi seluruh anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), kata para pejabat senior Kamboja di Phnom Penh pada Rabu (13/9).
Mulai berlaku pada 2022, perjanjian RCEP melibatkan 15 negara Asia-Pasifik, termasuk 10 negara anggota ASEAN, yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, serta lima mitra dagang mereka, yaitu China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
"Mencakup populasi gabungan sebanyak 2,3 miliar jiwa, RCEP telah menciptakan sebuah pasar yang sangat besar bagi ASEAN," ujar Sok Siphana, seorang menteri senior yang bertanggung jawab atas misi khusus, dalam sebuah ceramah yang disampaikan di hadapan para pejabat di Kementerian Informasi Kamboja.
"RCEP, berdasarkan skala dan keberagaman keanggotaannya, menjadi sebuah blok yang solid untuk semakin memajukan liberalisasi perdagangan di Asia-Pasifik," imbuhnya.
Para pekerja memproduksi masker di sebuah pabrik di Zona Ekonomi Khusus Sihanoukville (Sihanoukville Special Economic Zone/SSEZ) di Provinsi Preah Sihanouk, Kamboja, pada 19 Juli 2022. (Xinhua/SSEZ)
Siphan mengatakan bahwa perjanjian perdagangan bebas ini memainkan peran penting dalam memerangi unilateralisme dan proteksionisme.
Bagi Kamboja, investasi infrastruktur keras di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) memungkinkan perekonomian negara itu untuk menjadi lebih kompetitif dan mendapat banyak keuntungan yang pada akhirnya muncul dari akses pasar yang lebih luas di bawah RCEP, katanya.
Menurut data dari Bank Dunia, RCEP mewakili 2,3 miliar penduduk, 25,8 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp15.367) dari Produk Domestik Bruto (PDB) global, dan 12,7 triliun dolar AS dari total perdagangan barang dan jasa global.
Menteri Informasi Kamboja Neth Pheaktra mengatakan bahwa RCEP berperan penting dalam mempercepat pemulihan ekonomi di kawasan tersebut di era pascapandemi COVID-19.
"Pakta perdagangan besar ini akan membantu Kamboja mencapai target-targetnya untuk menjadi sebuah negara berpenghasilan menengah ke atas per 2030 dan negara berpenghasilan tinggi per 2050," ujarnya pada acara tersebut.
Sebuah truk keluar dari Pelabuhan Darat Hong Leng Huor di wilayah pinggiran di sebelah barat Phnom Penh, Kamboja, pada 13 Januari 2022. (Xinhua/Phearum)
Pheaktra mengatakan bahwa RCEP dengan jelas menunjukkan keberhasilan multilateralisme dan komitmen tak tergoyahkan yang dibuat oleh kawasan Asia-Pasifik untuk mendorong perdagangan bebas.
Kin Phea, direktur jenderal Institut Hubungan Internasional Kamboja, wadah pemikir di bawah Royal Academy of Cambodia, mengatakan bahwa RCEP telah berkontribusi dalam menstabilkan ekonomi para anggotanya, terutama di tengah resesi dan ketidakpastian ekonomi global saat ini.
"RCEP memiliki potensi besar untuk menciptakan manfaat nyata bagi semua anggotanya, dan ASEAN akan memperoleh banyak manfaat jangka panjang dari perjanjian perdagangan ini dengan melakukan integrasi lebih jauh ke dalam rantai pasokan global," ujarnya kepada Xinhua.
Phea menyebutkan bahwa RCEP juga akan membantu ASEAN mempersempit kesenjangan pembangunan di antara negara-negara anggota yang kaya dan miskin.
"Saya yakin bahwa RCEP akan membantu mengubah kawasan ASEAN menjadi sebuah mesin pertumbuhan baru di Asia," katanya. Selesai