Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara kepada pers di luar Ruang Dewan Keamanan di markas besar PBB di New York pada 31 Agustus 2023. (Xinhua/Xie E)
"Politik adalah kompromi. Diplomasi adalah kompromi. Kepemimpinan yang efektif adalah kompromi," kata Antonio Guterres.
PBB, 13 September (Xinhua) -- Semua orang berkepentingan untuk dapat berkompromi secara global, demikian disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Rabu (13/9).
Guterrres melontarkan pernyataan tersebut dalam sebuah konferensi pers yang diadakan menjelang pekan pertemuan tingkat tinggi Sidang Majelis Umum PBB ke-78.
Dimulai pada 18 September, para pemimpin dan delegasi dunia akan berkumpul di markas besar PBB di New York untuk mengikuti serangkaian pertemuan dan acara tingkat tinggi.
"Imbauan saya kepada para pemimpin dunia akan sangat jelas," ungkap Guterres. "Ini bukan waktunya untuk mengambil sikap (posturing) atau menentukan posisi (positioning). Ini bukan saatnya untuk bersikap tidak peduli atau ragu-ragu. Ini waktunya untuk bersatu demi solusi nyata dan praktis. Ini saatnya untuk berkompromi demi hari esok yang lebih baik."
"Politik adalah kompromi. Diplomasi adalah kompromi. Kepemimpinan yang efektif adalah kompromi," imbuhnya.
Pekan pertemuan tingkat tinggi merupakan satu-satunya momen dalam setiap tahun bagi para pemimpin dari seluruh penjuru dunia untuk tidak hanya menilai keadaan dunia, tetapi juga bertindak demi kebaikan bersama, ujar Guterres, seraya menekankan bahwa "aksi adalah hal yang dibutuhkan dunia saat ini."
Para pemimpin dunia berkumpul di saat umat manusia menghadapi berbagai tantangan besar, mulai dari darurat iklim yang kian memburuk hingga konflik yang terus meningkat, krisis biaya hidup global, melebarnya kesenjangan, serta gangguan teknologi yang dramatis, tutur Guterres.
"Orang-orang mengandalkan pemimpin mereka untuk mencari jalan keluar dari kekacauan ini. Namun, dalam menghadapi semua ini maupun masalah lainnya, perpecahan geopolitik makin merusak kapasitas kita untuk merespons," sebutnya.
Sebuah dunia yang multipolar sedang mengemuka. Meski dapat menjadi faktor penyeimbang, multipolaritas juga dapat menyebabkan meningkatnya ketegangan, fragmentasi, dan hal-hal yang lebih buruk lagi, ujar Guterres.
"Namun, di saat tantangan kita makin terhubung dibandingkan sebelumnya, tidak ada pemenang dalam permainan menang kalah (zero-sum game)," ucapnya.
Sekjen PBB tersebut mengatakan kepada wartawan bahwa meskipun ada perpecahan, kepentingan yang berbeda, visi yang berbeda, dan budaya yang berbeda, dunia perlu berkompromi.
"Jika kita menginginkan masa depan yang damai dan sejahtera berdasarkan kesetaraan dan solidaritas, para pemimpin memiliki tanggung jawab khusus untuk mencapai kompromi dalam merancang masa depan bersama demi kebaikan kita bersama," kata Guterres. "Pekan depan di sini, di New York, adalah tempat untuk memulainya." Selesai