Presiden Republik Indonesia Joko Widodo berpose untuk difoto di samping Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di peron Stasiun Halim KCJB di Jakarta pada 13 September 2023. (Xinhua/Xu Qin)
Memuji upaya yang dilakukan oleh para pekerja China dan Indonesia, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan resmi mulai beroperasi secara komersial pada awal Oktober.
JAKARTA, 14 September (Xinhua) -- Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi, pada Rabu (13/9) menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), sebuah proyek penting di bawah kerangka kerja sama Indonesia-China dan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) yang diusulkan China.
Jokowi meninjau kemajuan pekerjaan konstruksi Stasiun Halim di Jakarta, dan mendengarkan laporan persiapan pembukaan operasional KCJB secara keseluruhan setibanya di Stasiun Padalarang di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.
Memuji upaya yang dilakukan oleh para pekerja China dan Indonesia, Presiden Jokowi mengatakan KCJB akan resmi mulai beroperasi secara komersial pada awal Oktober.
Jokowi menggambarkan pengalamannya menaiki kereta cepat tersebut lancar dan nyaman. Sang presiden berharap masyarakat Indonesia dapat lebih sering menggunakan transportasi umum untuk meringankan tekanan lalu lintas antara Jakarta dan Bandung.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menempati kursi di dalam sebuah gerbong Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) pada 13 September 2023. (Xinhua/Xu Qin)
Peninjauan proyek KCJB tersebut merupakan peninjauan yang keempat selama masa jabatan Jokowi di periode kedua ini dan kali pertama baginya menjajal KCJB.
KCJB menghubungkan ibu kota Indonesia, Jakarta, dan ibu kota Provinsi Jawa Barat, Bandung.
Dengan kecepatan yang dirancang mencapai 350 km per jam, jalur kereta cepat yang membentang sepanjang 142,3 km tersebut akan memangkas waktu perjalanan antara kedua kota itu dari tiga jam menjadi sekitar 40 menit.
Ini merupakan proyek kereta cepat China pertama di luar negeri yang sepenuhnya menggunakan sistem, teknologi, dan komponen industri perkeretaapian China. Selesai