BEIJING, 12 September (Xinhua) -- Upaya pemantauan jangan diartikan sebagai dukungan terhadap pembuangan air limbah nuklir Jepang ke laut, juga bukan pemberi legitimasi atau legalitas apa pun yang dicari oleh Jepang saat ini, kata seorang juru bicara (jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China pada Selasa (12/9).
Di situs web resminya, Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) beberapa hari lalu mengumumkan bahwa pengambilan sampel dan analisis independen pertamanya terhadap air laut di dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi sejak dimulainya pembuangan air limbah yang telah diproses dengan Sistem Pengolahan Cairan Canggih (Advanced Liquid Processing System/ALPS) mengonfirmasi tingkat tritium pada sampel tersebut berada di bawah ambang operasional Jepang.
Ketika dimintai komentar, Jubir Kemenlu China Mao Ning mengatakan dalam taklimat pers hariannya bahwa pembuangan air terkontaminasi nuklir ke laut oleh Jepang merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menarik perhatian serta menimbulkan keresahan besar pada negara-negara lain. Dia menambahkan bahwa apa yang disebut sebagai pemantauan oleh Sekretariat IAEA tidak dimandatkan oleh Dewan Gubernur badan atom tersebut dan tidak dibahas secara sepenuhnya oleh negara-negara anggota.
Pemantauan itu semata-mata merupakan konsultasi teknis dan dukungan Sekretariat untuk Jepang, dan tidak bersifat internasional maupun independen, ucap Mao.
Dia menjelaskan bahwa total 7.800 ton air yang terkontaminasi nuklir telah dibuang ke laut, namun masyarakat internasional masih belum menerima informasi mengenai pengaturan pemantauan khusus dari Sekretariat IAEA.
Dunia menyerukan pengaturan pemantauan internasional yang memiliki partisipasi penuh dan substantif dari negara-negara tetangga Jepang maupun para pemangku kepentingan lainnya, dan akan tetap efektif dalam jangka panjang, serta sebuah rencana pemantauan terperinci yang mencakup aspek-aspek seperti kategori radionuklida, frekuensi, lokasi, ruang lingkup, dan pelaporan, urai Mao, seraya menyerukan kepada Jepang dan Sekretariat IAEA agar menanggapi isu-isu tersebut secara serius dan bertanggung jawab.
"Saya juga perlu menekankan bahwa jangan ada pemantauan yang diartikan sebagai dukungan terhadap pembuangan limbah nuklir Jepang ke laut, maupun pemberi legitimasi atau legalitas apa pun yang dicari oleh Jepang saat ini. Jepang harus segera menghentikan tindakannya yang melimpahkan risiko pencemaran nuklir ini ke seluruh dunia," kata jubir tersebut. Selesai
