Foto yang diabadikan pada 23 April 2022 ini menunjukkan pemandangan Desa Midui yang terletak di kaki Gletser Midui di wilayah Bomi, Daerah Otonom Tibet, China barat daya. (Xinhua/Sun Fei)
LHASA, 12 September (Xinhua) -- Jamnga Norbu (29) menahan tubuh seekor kuda agar tetap diam sambil dengan hati-hati membantu seorang wisatawan menaiki kuda itu dan membawanya menuju gletser.
Jamnga Norbu berasal dari Desa Midui yang terletak di kaki Gletser Midui di wilayah Bomi, Daerah Otonom Tibet, China barat daya.
Dengan memanfaatkan sumber daya gletser, Desa Midui berhasil mengembangkan sektor pariwisata yang sukses, dengan 58 rumah tangga aktif terlibat dalam penyediaan layanan menunggang kuda bagi wisatawan.
"Kami menerima wisatawan dalam jumlah maksimum selama musim bunga persik pada musim semi, serta liburan musim panas," kata Jamnga Norbu, seraya menambahkan bahwa liburan Hari Nasional yang akan datang juga merupakan periode puncak pariwisata.
Di Desa Midui, dahulu kuda sangatlah esensial di bidang pertanian dan transportasi, bertugas membawa hasil panen seperti jelai dan gandum. Namun, ketika kendaraan modern dan mesin pertanian mengambil alih pekerjaan tersebut, kuda tidak lagi digunakan sampai akhirnya lonjakan pariwisata memberi mereka peran baru.
Wilayah Bomi, yang merupakan rumah bagi kelompok gletser terbesar di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, memiliki lebih dari 2.000 gletser. Wilayah itu telah mengadopsi serangkaian langkah ketat guna melindungi gletser dari polusi.
Karena wisatawan dilarang menggunakan kendaraan bermotor ke Gletser Midui, mereka yang tidak senang mendaki memilih untuk menunggangi kuda-kuda milik penduduk desa.
Penduduk desa secara bergiliran menyediakan layanan transportasi bagi wisatawan, dan uang yang terkumpul dikelola oleh komite desa sebelum dibagikan kepada penduduk desa.
Jamnga Norbu mengatakan bahwa dia mulai menawarkan layanan menunggang kuda pada pertengahan Maret tahun ini, yang sejauh ini telah menghasilkan lebih dari 32.000 yuan (1 yuan = Rp2.105) atau sekitar 4.435 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.352).
Jalan menuju Gletser Midui dipenuhi dengan toko kelontong, kedai teh, serta toko suvenir dan oleh-oleh khas.
"Selama puncak musim liburan, saya bisa mendapatkan lebih dari 400 yuan dalam sehari," kata Drolmatso (36), pengelola sebuah toko di pinggir jalan. Toko itu meraup sekitar 40.000 yuan tahun ini.
Lhapa Tsering, seorang kader desa, mengatakan bahwa penduduk desa juga telah diarahkan untuk menjadi pemegang saham dalam program kereta wisata listrik, dengan setiap rumah tangga menginvestasikan hampir 30.000 yuan.
Statistik menunjukkan bahwa sejauh ini resor Gletser Midui menerima kunjungan hampir 87.000 wisatawan pada 2023, dengan pendapatan di sektor pariwisata melampaui angka 8,87 juta yuan. Pendapatan per kapita yang dapat dibelanjakan dari Desa Midui diperkirakan akan melebihi 60.000 yuan pada 2023, dengan industri pariwisata menyumbangkan setengah dari pendapatan tersebut.
Menurut pemerintah setempat, departemen pariwisata akan terus menerapkan langkah-langkah ketat guna melindungi gletser serta memastikan bahwa penduduk setempat merasakan manfaat dari pengembangan pariwisata. Selesai