Orang-orang mengunjungi stan Uni Emirat Arab dalam Pameran Perdagangan Jasa Internasional China (China International Fair for Trade in Services/CIFTIS) 2023 di China National Convention Center di Beijing, ibu kota China, pada 4 September 2023. (Xinhua/Wu Wei)
BEIJING, 10 September (Xinhua) -- Gelaran Pameran Perdagangan Jasa Internasional China (China International Fair for Trade in Services/CIFTIS) 2023 yang baru saja berakhir menarik sejumlah perusahaan asal negara-negara Timur Tengah. Banyak dari mereka berfokus pada industri teknologi tinggi China untuk mengupayakan kerja sama demi mewujudkan peningkatan dan transformasi teknologi di negara asal masing-masing.
Dalam sejumlah kegiatan promosi perdagangan selama pameran itu, para utusan diplomatik dan perusahaan dari Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan negara-negara Timur Tengah lainnya memperkenalkan beragam kebijakan preferensial mereka perihal investasi asing, kondisi bisnis, dan tren industri kepada para pengunjung.
"Banyak perusahaan tertarik menjalin kerja sama dengan China, dan kami juga berharap dapat memperdalam pertukaran perdagangan antara kedua negara, meningkatkan lingkungan bisnis dan investasi, serta mendorong lebih banyak kerja sama antara kedua pihak di masa mendatang," tutur Mohammed Al Ajlan, ketua Dewan Bisnis Saudi-China.
Saat ini, dewan itu memiliki lebih dari 330 perusahaan anggota asal Arab Saudi, yang berkecimpung di bidang energi, infrastruktur, keuangan, industri kimia, peralatan medis, bahan bangunan, teknologi informasi, dan banyak bidang lainnya.
Sumber daya minyak dan gas telah lama menjadi sumber pendapatan utama bagi negara-negara Timur Tengah. Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara itu telah memperkenalkan rencana transformasi ekonomi untuk mendorong perubahan dari struktur ekonomi yang bergantung pada energi menjadi ekonomi yang terdiversifikasi.
Industri-industri nonminyak seperti manufaktur, ekonomi digital, biomedis, material baru, dan pariwisata merupakan bidang utama transformasi tersebut. Beberapa perusahaan teknologi tinggi China menjalin kerja sama yang erat dengan negara-negara Timur Tengah untuk mewujudkan transformasi tersebut.
Contohnya, Huawei Cloud, Tencent Cloud, dan Alibaba Cloud menjalin kerja sama dengan sejumlah penyedia layanan telekomunikasi di Timur Tengah untuk berbisnis.
Pada 2022, Alibaba Group, Saudi Telecom Company, dan perusahaan-perusahaan lainnya mendirikan sebuah perusahaan komputasi awan (cloud computing) untuk menyediakan layanan dan solusi penyimpanan data yang mutakhir bagi Arab Saudi.
Huawei juga meningkatkan investasi komputasi awan dan infrastruktur pintar di Arab Saudi. Node awan Huawei di Riyadh telah diluncurkan belum lama ini dan akan menjadi node inti layanan Huawei Cloud di Timur Tengah, Asia Tengah, dan Afrika, menyediakan layanan awan yang aman dan andal.
Al Yah Satellite Communications Company dari UEA menyampaikan kepada Xinhua bahwa dalam satu dekade terakhir, perusahaan itu telah memperluas bisnisnya di China dan akan terus meningkatkan investasi pasar di masa mendatang. Perusahaan itu berharap menjalin lebih banyak kerja sama dengan China dalam bidang komunikasi satelit.
China Aerospace Science and Technology Corporation merampungkan proyek pusat perakitan, integrasi, dan pengujian (assembly, integration, and test/AIT) satelit di Mesir pada Juni tahun ini. Ini merupakan proyek ekspor infrastruktur pengembangan wahana antariksa pertama China untuk AIT satelit, menjadikan Mesir sebagai negara Afrika pertama yang memiliki kemampuan AIT satelit di Timur Tengah.
Dikatakan Amir Ghorbanali, direktur Pusat Promosi Perdagangan China Iran, Iran dan China telah menjalin kerja sama yang baik di sektor energi. Dia berharap kedua negara akan memperluas kerja sama di lebih banyak bidang, seperti industri teknologi tinggi dan industri pangan di masa mendatang.
"Perdagangan digital China sedang berkembang dengan pesat, dan kami menantikan pertemuan dengan lebih banyak mitra China. Kami dapat menjual lebih banyak produk Iran yang berkualitas tinggi ke China lewat platform perdagangan elektronik (e-commerce) untuk lebih lanjut mendorong kerja sama perdagangan antara kedua negara," imbuhnya.
Jiang Liqin, kepala klien dan pasar KPMG China, menuturkan bahwa babak baru revolusi sains dan teknologi (saintek) serta transformasi industri di dunia, terutama pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi China, memberikan peluang kerja sama yang potensial bagi sejumlah negara, termasuk negara-negara Teluk, untuk mengupayakan transformasi industri berteknologi tinggi.
KPMG China memublikasikan sebuah laporan dalam pameran itu, yang memperkenalkan perlunya peningkatan dan transformasi industri di negara-negara Timur Tengah.
"Terobosan China dalam bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence), mahadata (big data), perdagangan elektronik, dan energi baru merupakan alasan-alasan penting untuk menarik investasi asing," imbuhnya. Selesai